Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR-RI mendesak pemerintah menyelidiki kasus pengambilalihan (reverse take over/RTO) Salim Grup atas tiga anak perusahaan melalui anak perusahaan PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) karena diduga melanggar ketentuan pasar modal. "Dalam transaksi itu disinyalir ada ketidakberesan yang melibatkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sebagai otoritas bursa saham," ujar anggota Komisi XI DPR Inya Bay, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, Bapepam seharusnya bertindak professional, dan jika terbukti ada permainan, pemerintah (Menkeu) tidak segan-segan mencopot Ketua Bapepam. Desakan pembatalan transaksi tersebut sebelumnya juga disampaikan anggota DPR Dradjad Wibowo. Anggota dari Fraksi PAN ini, menjelaskan ada transaksi materiil yang tidak disampaikan ke Bapepam. Diketahui Salim Group memiliki beberapa anak peusahaan, namun hanya PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang tercatat di pasar modal. Dalam transaksi itu Indofood melalui anak perusahaan yaitu Salim Ivomas Pratama (SIMP) melakukan pembelian saham PT Mega Citra Perdana (MCP), PT Mentari Subur Abadi (MSA) dan PT Swadaya Bhakti Negaramas (SBN). Setelah ditelusuri, ketiga perusahaa tersebut adalah milik Rascall Holding Ltd --anak perusahaan Salim Grup. "Pada transaksi itu lanjutnya, tidak ada pembayaran tunai. Padahal kalau RTO itu dilakukan emiten dengan cara corporate action. "Praktik seperti ini dikhawatirkan bisa membuat perusahaan Indonesia jadi paper company karena memindahkan aset suatu perusahaan ke negara lain," tutur Dradjad. Perusahaan ini, kabarnya akan membeli perkebunan serta diarahkan untuk menjadi salah satu unit produksi minyak goreng dan lemak abadi milik Indofood. Berdasarkan data, transaksi dilakukan dengan cara pengambilalihan 90 persen saham Salim Ivomas Pratama oleh Indofood Oil and Fats Pte, yang seluruh sahamnya dimiliki Indofood Singapura Holdings Pte Limited (ISHPL). Kemudian ISHPL menukarkan 100 persen saham Indofood Oil and Fats dengan 98,67 persen saham baru CityAxis Holdings, yang sebelumnya bernama ISG Asia Limited, dan akan berganti nama menjadi Indofood Agri Resources Ltd (Indoagri). Transaksi akan dilanjutkan dengan penawaran sekitar 30 persen saham baru Indoagri kepada publik di bursa Singapura. Dradjad Wibowo juga mengungkapkan, di negara lain transaksi model seperti ini tidak akan bisa terjadi karena pengawasannya ketat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007