Para santri selalu ingat untuk berjihad untuk bangsa, untuk Tanah Air dan tumpah darah Indonesia, kita tercinta
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan penetapan Hari Santri dimaksudkan untuk meneladani semangat jihad ke-Indonesia-an dari pendahulu yang memperjuangkan negara dari para penjajah.

"Semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, rela berkorban untuk bangsa dan negara," kata Presiden pada acara Deklarasi Hari Santri di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis.

Dengan mewarisi semangat ini, Presiden berharap para santri masa kini dan masa depan, baik yang di pesantren maupun di luar pesantren, dan seluruh anak bangsa, dapat selalu memperkuat jiwa religius keislaman dan sekaligus juga jiwa nasionalisme-kebangsaan.

"Para santri selalu ingat untuk berjihad untuk bangsa, untuk Tanah Air dan tumpah darah Indonesia, kita tercinta," kata Presiden.

Presiden mengungkapkan bahwa sejarah mencatat, para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut.

Jokowi menjelaskan bahwa para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa yang lain melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.

Oleh karenanya, mengingat peran historis itu, mengingat peran santri dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti K.H. Hasyim Asyari (Nahdlatul Ulama), K.H. Ahmmad Dahlan (Muhammadiyah), A. Hassan (Persis), Ahmad Soorhati (Al-Irsyad) dan Mas Abdul Rahman (Matlaul Anwar).

"Untuk itu, dengan seluruh pertimbangan, Pemerintah menetapkan Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional," kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa sejarah mencatat antara jiwa religius Keislaman dan semangat nasionalisme-kebangsaan tidak untuk dipertentangkan.  "Melainkan menyatu menjadi semangat merebut dan mempertahankan kemerdekaan," ujar Presiden.

Hari Santri ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Turut hadir dalam Deklarasi Hari Santri, para menteri anggota Kabinet Kerja, beberapa duta besar negara sahabat dan tokoh-tokoh dari organisasi massa Islam.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015