London (ANTARA News) - Anjungan Indonesia di Pekan Pariwisata Internasional Spanyol (FITUF 2007) berhasil menjaring sebanyak 1.000 calon wisatawan yang diharapkan berkunjung ke Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. "Ini menggembirakan bagi dunia pariwisata Indonesia," ujar Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Thamrin B Bachri, kepada wartawan ANTARA Zeynita Gibbons di London, Jumat. Dalam jumpa pers yang dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Slamet Santoso Mustafa, wartawan setempat mempertanyakan kesiapan Indonesia dalam menyambut turis mancanegara, terutama wisatawan dari Spanyol, yang jumlahnya saat ini masih kecil dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Jumlah wisatawan Spanyol ke Indonesia tahun 2005 sekitar 32.000 orang . Angka ini menurun ketimbang tahun 2002 yang mencapai 55.000 orang. Untuk itu, Dirjen menegaskan Indonesia harus lebih aktif lagi dalam mempromosikan daerah tujuan wisata kepada masyarakat Spanyol, tidak hanya melalui FITUF, tetapi juga dengan mengadakan atau menggelar berbagai promosi baik berupa pengiriman misi kesenian maupun mendatangkan penulis pariwisata Spanyol ke Indonesia. Wartawan lokal memberikan sumbang saran bagi peningkatan jumlah wisatawan dari Spanyol, bahkan masalah anggaran juga menjadi perhatian serta slogan yang selama ini menjadi trademark pariwisata Indonesia "Ultimate in Diversity". "Apakah slogannya akan diganti," tanya wartawan Spanyol yang melihat slogan Indonesia tidak terfokus pada satu sasaran. Mereka juga mempersoalkan tidak adanya penerbangan langsung dari Spanyol juga menjadi perhatian, serta musibah tsunami yang menimpa Indonesia juga dipertanyakan apakah tsunami berdampak kepada kepariwisataan di Indonesia. Mengenai anggaran promosi pariwisata yang masih minim, diakui oleh Dirjen bahwa bila ingin mencapai target anggaran promosi paling tidak harus ditingkatkan 10 kali lipat dari hanya sekitar Rp50 miliar saat ini. Perhatian besar Dubes Slamet Santoso Mustafa mengatakan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam pekan wisata Spanyol ini adalah untuk yang ketujuh kalinya. Kehadiran Raja Spanyol, Juan Carlos dan Ratu Sofia, pada acara pembukaan dan bahkan mampir di stand Indonesia merupakan indikasi perhatian yang cukup besar dari pemerintah Spanyol. "Apalagi Ratu Sofia akan ke Indonesia dalam beberapa hari ini," ujar Dubes. Diakuinya hubungan antara pemerintah Spanyol dan Indonesia selama ini berjalan sangat harmonis, bahkan perhatian Spanyol kepada Indonesia saat terjadinya musibah tsunami di Aceh tanggal 26 Desember tahun 2004 sangat besar dengan mengirimkan tim kesehatan dan bantuan berupa obat-obatan dari organisasi Palang Merah Spanyol. Menurut Dubes, keikutsertaan Indonesia dalam ajang pameran industri pariwisata terbesar kedua dunia setelah Berlin sangat penting bagi Indonesia, dalam upaya meningkatkan promosi pariwisata Indonesia, khususnya terhadap masyarakat Spanyol. Dikatakannya meskipun FITUR 2007 merupakan bagian dari promosi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, namun KBRI senantiasa memberi dukungan dan bantuan secara maksimal guna mensukseskan partisipasi Indonesia dalam FITUR kali ini. Pada stand Indonesia yang menampilkan replika Candi Borobudur, seperangkat alat musik gamelan dan angklung itu menarik banyak pengunjung yang ingin belajar memainkan alat musik Indonesia, bahkan kehadiran penari Bali Ketut Diatmika dan Martina Dolapchieva, gadis Bulgaria yang belajar di Spanyol, memberikan warna bagi stand Indonesia yang tidak pernah sepi pengunjung. Pekan industri pariwisata Spanyol yang diikuti 13.000 peserta lebih dari 170 negara ini berlangsung hingga 4 Februari dan Indonesia diwakili oleh sembilan industri pariwisata dari sektor perhotelan dan biro perjalanan di Bali. (*)

Copyright © ANTARA 2007