Manado (ANTARA News) - Tim Uni Eropa (UE) selama dua pekan melakukan investigasi atas sejumlah pabrik perikanan di Sulawesi Utara (Sulut) yang menjadi pemasok ikan ke negara-negara Eropa. "Investigasi dilakukan guna memastikan bahwa produk perikanan yang diekspor ke Eropa layak dan memenuhi tuntutan konsumen serta persyaratan pemerintah di kawasan tersebut," kata Kepala Sub Dinas Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulut, Joy Korah, di Manado, Kamis. Selain investasi pabrik ikan, mereka juga ingin melihat bagaimana proses penangkapan ikan apakah ramah lingkungan dan memenuhi berbagai syarat sebagaimana yang diatur ketika akan melakukan ekspor ke Eropa. Ia mengatakan tim UE melakukan investigasi di lima Propinsi di Indonesia yang selama ini menjadi pemasok komoditiperikanan ke UE. Eropa merupakan barometer kualitas perdagangan khususnya tuna, tak heran bila persyaratan masuk ke pasar negara itu sangat selektif dan ketat. Pemerintah setempat melakukan investigasi secara teliti terhadap semua produk. Kepala Seksi Ekspor Impor Disperindag Sulut, Johny Rumagit, mengatakan investigasi merupakan hal biasa. "Pemerintah negara maju selalu memberikan jaminan kualitas terhadap semua produk yang masuk, maka sesuatu hal wajar kalau kemudian mereka turunkan tim khusus untuk melakukan investigasi," katanya. Kalaupun kedatangan kali ini lebih fokus ke produk perikanan, hal tersebut justru akan memotivasi pengusaha perikanan di Sulut agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan. Negara tujuan ekspor Sulut 2006 ke Eropa antara lain Belanda, Jerman, Spanyol, Belgia, Inggris, Polandia, Perancis, Kroasia, Slovenia, Rusia, dan Bosnia. Dari negara-negara itu, yang masuk 10 besar negara tujuan ekspor Sulut selama 2006 adalah Belanda senilai 70,7 juta dolar AS dengan kuantitas 121,4 juta kg, menyusul Jerman 10 juta dolar (11,36 juta Kg) dan Spanyol 4,64 juta dolar AS (10,15 juta Kg). (*)

Copyright © ANTARA 2007