Jakarta (ANTARA News) - Industri furnitur tumbuh 7,93 persen pada triwulan Ii/2015 dan terhitung lebih tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 3,74 persen.

“Kemenperin melakukan promosi untuk mempopulerkan furnitur di tingkat nasional maupun internasional di Eropa, Amerika dan China sedangkan di dalam negeri seperti pameran IFEX 2016 dan InterDex 2016,” ujar Dirjen Industri Agro Panggah Susanto melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Langkah itu, lanjut Panggah, sebagai upaya menguatkan citra produk furnitur Tanah Air sebagai produk ramah lingkungan.

Sementara itu, Ekspor komoditi furnitur sampai Juni 2015 sebesar 361,03 juta dollar AS dan impor komoditi furnitur periode yang sama sebesar 77,86 juta dollar AS. Alhasil, neraca perdagangan komoditi furnitur hingga pertengahan 2015 tercatat surplus, yakni 283,17 juta dollar AS.

Secara total, pada 2013 nilai ekspor furnitur kayu dan rotan nasional mencapai 1,8 miliar dollar AS dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 2,2 miliar dollar AS.

Diprediksi nilai ekspor furnitur kayu dan rotan olahan dalam lima tahun ke depan mencapai 5 miliar dollar AS.

Industri ini turut mendorong kinerja pertumbuhan industri nasional. Industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 5,27 persen, lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2015 sebesar 4,67 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015