Tokyo (ANTARA News) - Produsen mobil dan pemasok menyeret indeks saham Nikkei Tokyo hampir tiga persen lebih rendah pada Kamis, terpukul oleh kekhawatiran tentang dampak skandal emisi Volkswagen sementara penguatan yen juga menekan pasar.

Kerugian terjadi ketika para investor Jepang kembali ke lantai bursa untuk pertama kalinya sejak Jumat lalu, untuk mengejar ketinggalan dengan kerugian besar di pasar global yang dipicu oleh kekhawatiran atas Tiongkok.

Raksasa otomotif dari Toyota dan Nissan hingga Mazda dan Mitsubishi tenggelam setelah Volkswagen ketahuan menginstal perangkat lunak yang mampu memanipulasi uji polusi resmi di sebanyak 11 juta kendaraan diesel.

Berita itu telah memaksa kepala eksekutif perusahaan Jerman mengundurkan diri, mendorong penyelidikan tindak pidana di AS dan tindakan hukum di seluruh dunia. Volkswagen juga telah kehilangan sepertiga dari nilainya minggu ini di Frankfurt.

Pada Kamis di Tokyo, indeks acuan Nikkei 225 anjlok 2,76 persen atau 498,38 poin menjadi ditutup pada 17.571,83, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama jatuh 2,42 persen atau 35,41 poin menjadi 1.426,97.

"Tidak diragukan lagi, ketidakpastian atas arah kebijakan moneter AS setelah pertemuan The Fed pekan lalu telah berdampak pada pasar Jepang, serta aksi jual VW diinduksi ke saham-saham yang terkait pasar otomotif," Angus Nicholson, seorang analis pasar IG di Melbourne, mengatakan dalam sebuah catatan kepada para klien.

"Tetapi yen juga telah melihat pembelian safe haven signifikan karena kebingungan mempersuram lintasan dolar AS setelah pertemuan The Fed," kata Nicholson.

Toyota jatuh 1,85 persen menjadi 7.100 yen, Nissan turun 2,50 persen menjadi 1.111,5 yen dan Mazda jatuh 6,80 persen menjadi 1.836 yen.

Mitsubishi menukik 5,09 persen menjadi 932 yen, Suzuki jatuh 4,13 persen menjadi 3.699 yen, dan pembuat Subaru, Fuji Heavy Industries, kehilangan 3,26 persen menjadi 4.243 yen.

Di antara pemasok Volkswagen, Aisin Seiki jatuh 7,39 persen menjadi 3.945 yen, dan NGK Spark Plug ditutup turun 4,03 persen pada 2.805 yen.

Kerugian Nikkei juga terjadi setelah aksi jual global minggu ini dipicu oleh lebih banyak data Tiongkok yang lemah, menambah kekhawatiran pelambatan tajam di ekonomi nomor dua dunia serta pendorong utama pertumbuhan global dan regional.

Kekhawatiran atas prospek global telah mendorong investor ke aset-aset yang dianggap aman, seperti yen, yang pada gilirannya merugikan eksportir Jepang karena memotong keuntungan mereka ketika dipulangkan.

Greenback jatuh menjadi 120,02 yen dari 120,28 yen pada Rabu di New York, sementara euro diperdagangkan pada 134,40 yen dibandingkan dengan 134,50 yen.

"Yen menguat 1,7 persen segera setelah pertemuan Fed, dan masih 1,0 persen lebih kuat dari ketika ia diperdagangkan sebelum pertemuan karena perdagangan yang bergejolak minggu ini telah memicu serangan baru pembelian yen," kata Nicholson.

"Memang penguatan yen ini juga telah menjadi faktor kunci yang merugikan harga ekuitas Jepang."

(A026)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015