Denpasar (ANTARA News) - Novel karya Lusiana Sanato dan Krisna Pabhicara yang mengangkat autobiografi perjalanan hidup berjudul Romantika Sang Jenderal asal Bali akan menjadi bacaan menarik dan spirit bagi generasi muda di Tanah Air.

Sanato, di Denpasar, Senin, mengatakan, kehadiran novel yang diangkat dari kisah nyata, berjudul Romantika Sang Jenderal itu, akan melengkapi referensi karya sebelumnya, sekaligus kembali menggairahkan dunia perfilman di Indonesia. 

Tidak hanya itu, kisah sang jenderal yang mengharukan itu, juga diangkat ke layar lebar.

Demikian juga, penggarapan film yang melibatkan artis nasional dan lokal itu, tinggal penyempurnaan di beberapa episode.

Menurut Lusiana yang akrab dipanggil Lusi, buku novel itu juga dilengkapi lagu tema dan trailer film sehingga akan menjadi lebih menarik dan hidup.

Sejumlah artis dilibatkan dalam trailer novel seperti artis Ayudia Bing Slamet, Sandra Dewi, Anwar Fuady, dan artis lain Bali.

Pembeli hak lagu nasional Benci Tapi Rindu ciptaan Rinto Harahap ini melanjutkan, dalam trailer ini, divisualisasikan, cuplikan novel yang menggambarkan perjalanan sang jenderal yang keluarganya hidup kekurungan sehingga harus bertransmigrasi ke Bengkulu.

Hal sama disampaikan tokoh muda fotografi Indonesia, Casko Wibowo, bersama Lusiana sebagai produser dan eksekutif produser, mengadopsi para pekerja seni kaliber nasional untuk penggarapan novel dan trailer.

Pelibatan, Krisna yang dikenal penulis buku Sepatu Dahlan, yang mengisahkan Dahlan Iskhan mantan Menteri BUMN, juga memberi bobot novel itu.

Dikatakan, proses pengerjaan novelnya setelah mengantongi izin dari keluarga sang tokoh dan pihak terkait lainnya, juga dilakukan riset lapangan hingga tiga bulan lebih. Beberapa provinsi atau kota yang pernah ditinggali sang jenderal itu juga dilakukan riset lebih dahulu.

Beberapa kota yang diangkat dalam novel itu seperti Bali, Bengkulu, Palembang hingga Semarang. "Ceritanya, dimulai sejak masa kecil lahir di Bali hingga keluarganya bertransmigrasi ke Bengkulu," tutur Lusi.

Demikian juga, semasa tokoh itu hidup di Pulau Sumatra kemudian bertemu dengan seorang pengusaha China kala itu yang kemudian menyekolahkan ke Kota Palembang.

"Semua digambarkan, bagaimana hidup sang jenderal ini yang serba susah, sampai tidak makan beberapa hari, tidur di depan toko dan lainnya," kata wanita yang juga pengusaha itu.

Sampai akhirnya, berkat kerja keras, disiplin, dedikasi, kejujuran kecerdasan membawanya mampu masuk di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Kepolisian. 

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, tamatan Akabri Kepolisian, dan dia terlahir sebagai anak transmigran di Pulau Sumatera. Dia juga pernah menjadi kepala Kepolisian Daerah Bali, dan menangani dua kasus teror besar: bom Bali I dan bom Bali II.

"Pesan lain yang disampaikan dalam novel ini, bahwa untuk masuk diterima di AKABRI, tidak harus dari keluarga berada, tetapi dengan kegigihan, ketekunan dan kepintaran yang dimiliki seperti Sang Jenderal ini telah membuktikan semuanya," kata Lusi.

Jadi, bagi pemuda atau orang tua yang berlatar belakang kurang mampu bisa mengambil pelajaran dan semangat dari kisah Romantika Sang Jenderal, kesuksesan itu bisa diraih dengan kerja keras, dedikasi tak kenal putus asa.

Dalam novel itu, juga dikisahkan perjalanan asmara sang jenderal yang bertemu Ayu, gadis Bali, di Pasar Minggu Jakarta.

Kisah percintaan dua anak muda asal Pulau Seribu Pura ini juga menarik disimak dalam novel itu yang cukup mengharu biru dan penuh romantika. Diiringi lagu tema lagu Adam dan Hawa, di sepanjang trailer ini, menjadikan karya Lusi bakal memberi warna baru jagat hiburan di Tanah Air.

Video klip Romantika Sang Jenderal ini, mengambil lokasi mewah dan eksklusif di Bali seperti Vila C 151, Dreamland, vila Pelataran Canggu, dan Pantai Candi Dasa Karangasem.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015