Jakarta (ANTARA News) - Delegasi DPR, yang dipimpin Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua Fadli Zon, pada 10 September 2015 mengadakan pertemuan dan diskusi dengan berbagai pihak di Washington DC, Amerika Serikat.

Berdasarkan infomasi yang diperoleh dari Biro Humas DPR, di Jakarta, Jumat berikut agenda yang dilakukan rombongan:


1. Diskusi dengan US – ASEAN Business Council
 
Pertemuan dilakukan pukul 08.00 – 09.30. Pertemuan  dihadiri Delegasi DPR (Setya Novanto, Fadli Zon, Nurhayati Aseegaf, Roem Kono, Robert Kardinal, dan Markus Nari) dan para pengusaha AS antara lain pimpinan korporasi Coca Cola, Philip Moris, General Electric, dan Freeport. US-ASEAN Business Council terdiri dari 140 perusahaan terkemuka AS.

Pertemuan membahas kerjasama yang telah berlangsung dan peluang-peluang usaha serta pengembangan kerja sama ekonomi. Para pengusaha AS menanyakan kondisi ekonomi dan politik Indonesia. Mereka menyampaikan masih adanya berbagai kendala investasi di Indonesia terkait regulasi yang kurang kondusif maupun kurangnya kepastian investasi.

Disampaikan oleh Delegasi DPR bahwa Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, termasuk penyederhanaan proses investasi dan deregulasi kebijakan. Deregulasi meliputi penyederhanaan kira-kira 160 peraturan di bidang investasi, industri, dan perdagangan.

Delegasi DPR menyampaikan kesempatan luas bagi para calon investor potensial dari luar negeri untuk melakukan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi di Indonesia. DPR mendukung kebijakan pemerintah yang memberi kepastian hukum, kepastian investasi bagi perusahaan-perusahaan asing termasuk dari Amerika Serikat.


2. Pertemuan dengan Presiden Tempore Senat Amerika Serikat, Orrin Hatch pukul 10.00 - 10.45.

Delegasi DPR dipimpin Ketua DPR melakukan pertemuan dengan Senator Orrin Hatch, Senator Senior dan Presiden Pro Tempore Senat AS di Capitol, Washington DC.

Senator Hatch menghargai kunjungan Ketua DPR. Hubungan Indonesia–AS dipandang penting oleh Hatch terutama karena Indonesia adalah negara demokrasi yang besar dengan wilayah yang luas. Posisi Indonesia penting terutama menghadapi isu-isu regional dan global.

Sebagai mitra penting Indonesia, DPR mengharapkan Senat AS mendukung berbagai kesepakatan kerjasama bilateral kedua negara, diantaranya terkait kerjasama maritim, pertahanan dan perdagangan.

DPR juga mengharapkan kerjasama antarparlemen bisa lebih ditingkatkan. Indonesia dan AS sudah memilki Kaukus parlemen Indonesia-AS, namun kita harapkan hubungan lebih baik. Hatch menyambut baik tawaran tersebut.

Sebagai negara yang memiliki pengaruh besar, DPR mengharapkan AS turut menjaga terciptanya stabilitas dan perdamaian dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara.

Wakil Ketua DPR sempat menyinggung perlunya perhatian bersama RI-AS di kawasan, khususnya dalam menangani masalah yang berkembang di Laut Cina Selatan.


3. Diskusi di USINDO (US – Indonesia Society) pukul 11.30 – 13.00.

Delegasi DPR menghadiri USINDO Special Open Forum Luncheon di Cosmos Club, Washington DC yang dihadiri sekitar 120 tokoh bisnis, diplomat, akademisi, dan masyarakat umum AS yang menaruh perhatian pada hubungan AS-Indonesia. Presiden USINDO David Merril menjadi host kegiatan ini.

Sebagai pembicara tunggal, Ketua DPR RI menyampaikan peran DPR sekarang ini khususnya paska pilpres 2014 yang cukup dinamis. Ketua DPR menyampaikan arti penting hubungan Indonesia dan Amerika Serikat ke depan. 

Ketua DPR menegaskan bahwa DPR kini memiliki peran kuat mengawasi jalannya pemerintahan dalam rangka checks and balances. Namun meskipun terjadi power block dalam bentuk dua koalisi besar (Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat), DPR mengedepankan kepentingan nasional, kepentingan rakyat.

DPR kini memiliki peran diplomasi untuk mendukung politik luar negeri Pemerintah sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), Pasal 69 ayat (2).

Perihal konflik Golkar internal yang ditanyakan peserta forum dari CSIS, dijelaskan oleh Ketua DPR RI bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kinerja DPR.

Untuk mendukung kinerja DPR, dijelaskan oleh Ketua DPR bahwa DPR kini telah dilengkapi tambahan tenaga ahli (satu anggota 2 staf administrasi dan 5 tenaga ahli).

Dijelaskan oleh Ketua DPR bahwa keberadaan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara di DPR tidak diperlukan lagi karena sudah ada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga tidak terjadi tumpang tindih pemeriksaan keuangan negara.

Terkait pengadaan alutsista TNI yang juga ditanyakan karena adanya pemotongan anggaran militer, dijelaskan oleh Ketua DPR bahwa pembaruan pengadaan alutsista TNI tetap diadakan dalam batas-batas keuangan negara.

Dalam pengadaan alutsista DPR akan mendorong Pemerintah menjalankan ketentuan pengadaan sesuai dengan UU No. 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, yang pembuatannya merupakan inisiatif DPR, dimana upaya terciptanya transfer of technology alusista dapat terlaksana.

Peserta forum mengapresiasi langkah-langkah DPR dalam memperbaiki iklim investasi di tanah air, termasuk soal perizinan bagi investor asing.


4. Pertemuan dengan Ketua DPR Amerika Serikat, John Boehner pukul 13.30 – 14.30.

Ketua DPR RI (Setya Novanto) dan Wakil Ketua DPR RI (Fadli Zon) melakukan pertemuan dengan Ketua DPR AS John Boehner di Gedung Kongres AS. 

Kunjungan Ketua dan Wakil Ketua DPR RI ke Kongres AS diapresiasi oleh Ketua DPR AS John Boehner karena akan memperkuat hubungan AS dan Indonesia. John Boehner melihat Indonesia negara yang penting bagi Amerika Serikat dan kerjasama di berbagai bidang perlu diperkuat. Boehner menanyakan beberapa industri strategis yang menjadi prioritas Indonesia sekarang ini.

Ketua DPR RI meminta Kongres AS untuk mendukung berbagai kesepakatan kerja sama kedua negara. Peran Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar dan berdemokrasi menjadi penting untuk menghambat gerakan radikal. Boehner sepakat kawasan Laut Cina Selatan merupakan kawasan yang harus dijaga stabilitasnya sehingga tetap kondusif bagi perdamaian.

Wakil Ketua DPR RI menyampaikan usulan peningkatan program kerja sama dengan Kongres AS terkait peningkatan kapasitas SDM parlemen, khususnya untuk peningkatan kapasitas peneliti dan pustakawan DPR RI melalui pelatihan di Congressional Research Service dan Library of Congress. Boehner sangat mendukung usulan itu dan meminta kepada stafnya untuk menindaklanjuti proposal DPR RI.


5.Kunjungan ke Library of Congress

Kunjungan Ketua DPR dan Wakil Ketua DPR ke Library of Congress dilakukan pukul 15.00 – 17.00 dalam rangka mengetahui peran perpustakaan dan pelayanan riset bagi anggota parlemen. Library of Congress atau Perpustakaan Kongres adalah think tank parlemen. Perpustakaan ini memiliki koleksi 162 juta benda antara lain buku sekitar 40 juta judul. Didukung pegawai 3200 orang dan tenaga peneliti dari berbagai bidang sebanyak 600 orang.

Para anggota parlemen dapat mengakses semua informasi di perpustakaan Kongres ini termasuk layanan untuk penelitian baik diminta ataupun tidak. Ada koleksi Asia termasuk puluhan ribu buku tentang Indonesia di Perpustakaan ini. Semua bahan ini dapat digunakan juga oleh publik.

Ketua DPR dan Wakil Ketua DPR menyampaikan perlunya kerjasama dan dukungan Perpustakaan Kongres untuk DPR RI. Pihak Library of Congress siap memfasilitasi para staf pustakawan, peneliti untuk magang di Perpustakaan Kongres ini.

DPR menilai Perpustakaan Kongres bisa dijadikan contoh dan rujukan untuk merevitalisasi perpustakaan DPR yang ada sekarang. Di masa depan kita perlu memiliki perpustakaan yang representatif dan menjadi tulang punggung peneliti, tenaga ahli dan anggota DPR dalam menjalankan tugas legislatif.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015