Monza, Italia (ANTARA News) - Bos Fiat Chrysler Automobiles (FCA) Sergio Marchionne pada Minggu waktu setempat mengatakan pihaknya yang tengah menjajaki kemungkinan merger General Motors sebagai "prioritas utama" dan apabila tercapai kesepakatan itu bakal menjadi opsi strategis terbaik bagi kedua pihak.

Dewan direksi GM menolak proposal merger dari FCA pada awal tahun ini, namun hal itu tak menghentikan niatan Marchionne merayu kompetitor terbesar mereka dalam upaya mengurangi pemain di industri tersebut dan berbagi ongkos mahal yang harus dikeluarkan demi membangun mobil yang lebih hijau dan pintar.

"Pembicaraan soal itu masih menjadi prioritas utama bagi FCA," katanya kepada awak media di tepi sirkuit GP Formula One Italia Monza.

Kendati demikian ia tak berkenan membicarakan langkah lanjutan yang akan ditempuh FCA, namun menegaskan bahwa merger dengan GM akan menjadi "strategi alternatif terbaik yang tersedia bagi kami dan mereka. GM tetap menjadi rekanan ideal bagi kami dan kami mewakili alternatif yang tak mudah digantikan bagi mereka."

Marchionne juga menolak berkomentar atas apakah FCA bakal mengajukan harga yang tidak layak terhadap GM.

"Saya tidak punya komentar soal itu. Saya bukan peramal yang baik soal hal semacam itu," katanya.

Ia menambahkan bahwa dirinya belum menyampaikan rencana merger secara resmi kepada para pemilik saham GM, namun tidak menutup kemungkinan kelepasan mengatakan hal itu lantaran lokasi investasi kedua perusahaan yang berdekatan.

Marchionne mengatakan ia juga telah membincangkan ambisinya terhadap GM dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, namun menambahkan bahwa Renzi "mungkin memiliki preferensi pribadi, ia tidak pernah memperlihatkannya".

Terkait kemungkinan proses merger akan menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja, Marchionne mengatakan bahwa implikasi semacam itu tidak ada baik itu di fasilitas pabrik FCA maupun GM.

GM berulangkali menyatakan kecenderungan mereka berjalan sendiri, termasuk saat pekan lalu kala menyampaikan hal itu sebagai strategi terbaik demi meningkatkan keuntungan para pemegang saham, meski tengah dilanda gelombang dorongan kemungkinan merger dengan FCA, demikian Reuters.


Penerjemah: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2015