Jakarta (ANTARA News) - Saat ini produsen otomotif di seluruh dunia sedang berlomba untuk menciptakan kendaraan berbahan bakar alternatif yang efisien dan ramah lingkungan.

Hidrogen diyakini akan menjadi sumber energi kendaraan masa depan karena bisa diperbarui dan jumlahnya paling banyak tersedia di muka bumi.

Toyota secara aktif mengembangkan mobil bermesin fuel cell yang menggunakan hidrogen sebagai sumber energi guna mendorong diversifikasi bahan bakar dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak yang menghasilkan emisi.

"Kenapa hidrogen? Karena mudah, bisa terbarui, efisien, aman, tidak beracun, dan tidak menghasilkan emisi," kata Dadi Hendriadi General Manager Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM) saat menjelaskan Toyota Mirai di Tangerang, Banten, Jumat.

Tidak hanya itu, Toyota juga mengembangkan konsep mobil kompak yang menggabungkan konsep motor dan mobil dengan mesin berpenggerak listrik yang juga tanpa emisi gas buang.

Dua teknologi tersebut merupakan lompatan Toyota dalam menyongsong teknologi mobil masa depan secara global yang sejalan dengan tema "Beyond Mobility" untuk menciptakan kendaraan yang melampaui ekspektasi konsumen.


Toyota Mirai

Sejak mengembangkan mobil berbahan bakar hidrogen mulai tahun 1992, Toyota akhirnya memproduksi kendaraan berteknologi fuel cell hydrogen vehicle (FCHV) secara massal untuk pertama kalinya di dunia dengan nama Toyota Mirai.

Mirai yang berarti "masa depan" dalam bahasa Jepang diharapkan menjadi pelopor kendaraan ramah lingkungan tanpa emisi gas buang secara global.

Toyota Mirai menerapkan sistem penggerak kombinasi fuel cell dan hybrid yang terbukti lebih efisien dalam memanfaatkan energi.

Fuel cell bekerja dalam tiga tahap, pertama, hidrogen dan oksigen dialirkan ke dalam fuel cell stack, kedua, terjadi reaksi kimia antara kedua sehingga menghasilkan energi yang bisa diubah menjadi listrik.

Ketiga, energi listrik menggerakan motor penggerak yang menjalankan mobil dengan responsif dan tanpa emisi.

Selain tanpa emisi, Toyota Mirai juga tidak menghasilkan banyak suara mesin karena hanya menggunakan penggerak motor.

Dadi Hendriadi menjelaskan kendati menggunakan teknologi fuel cell namun kenyamanan yang ditawarkan Toyota Mirai sama dengan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil.

Toyota Mirai bahkan lebih praktis, berdasarkan uji Toyota Motor Corporation, tangki hidrogen yang diisi penuh dalam waktu tiga menit dapat menempuh jarak hingga 650 kilometer.

Desain Mirai juga disesuaikan untuk memberikan kenyamanan sekaligus menopang kinerja mesin. Mirai dirancang bodi sedan yang aerodinamis, pembagian bobot merata, serta terdapat air intake yang besar namun sesuai dengan model di bagian terdepan mobil.

Toyota Mirai sudah dipasarkan di Amerika Serikat dan Jepang dengan total pesanan mencapai 1.000 unit. Hal itu membuat pihak Toyota Motor Corporation menambah kapasitas produksi di Motomachi Plant, Jepang.

"Dengan 1.000 pesanan itu, Toyota meningkatkan produksi dari semula berkapasitas 400 unit Mirai per tahun untuk melayani konsumen," kata Dadi.


Toyota i-Road

Toyota i-Road diciptakan dengan konsep menggabungkan nilai praktis sepeda motor dengan kenyamanan mengendarai mobil untuk kondisi lalulintas padat di perkotaan.

Mobil kompak Toyota i-Road sudah dikembangkan sejak 2005 dengan nama Toyota i-Unit dan i-Swing, i-Real pada 2007, Winglet pada 2008, dan Toyota FV2 pada 2014.

Toyota i-Road memanfaatkan energi listrik menggunakan baterai yang bisa menempuh jarak 50km dengan kecepatan stabil 30 km/jam yang digerakan lewat sepasang motor listrik di roda depan.

Penggunaan energi listrik membuat i-Road tidak memiliki emisi gas buang.

Kendaraan tiga roda ini menggunakan teknologi active lean di dua roda depan guna memiringkan kendaraan sesuai sudut putaran setir ketika sedang berbelok.

Active lean juga berfungsi menstabilkan kendaraan pada kondisi jalan yang tidak rata. Interiornya juga terdapat dashboard, setir, pedal, dan sejumlah fitur layaknya mengendarai mobil.

"Mengendarai i-Road sama dengan mengendarai mobil," kata Dadi.

Mobil mungil ini juga sangat mudah diparkirkan karena memiliki perbandingan ukuran 1:4 dengan ukuran mobil pada umumnya. i-Road memiliki panjang 2.345mm dan lebar 870mm dengan bobot 300kg.

Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan i-Road belum digunakan secara resmi karena masih dalam proses ujicoba untuk menjaring masukan dari masyarakat.

i-Road diujicoba di Grenoble, Prancis, sejak Oktober 2014 dan di Tokyo, Jepang, pada April 2015.

Rahmat menjelaskan bahwa i-Road diujicoba dengan sistem transportasi jarak dekat, misalnya, dari rumah ke stasiun kereta, atau dari stasiun ke kantor dengan pengguna yang sudah terdaftar

"i-Road sudah menjadi altenatif Toyota sebagai kendaraan masa depan untuk kendaraan jarak pendek," kata Rahmat.

Kendati dua kendaraan masa depan ini belum mengaspal secara resmi di pasar Indonesia, namun teknologi yang dikembangkan Toyota patut didukung karena mengedepankan inovasi, efisiensi dan ramah lingkungan.

"i-Road dan Mirai sengaja ditampilkan untuk membuktikan bahwa Toyota memikirkan produk efisien yang ramah lingkungan. Mirai dan i-Road sejalan dengan tema 'beyond technology' karena mengarah pada sesuatu yang melebihi ekspektasi konsumen," ujar Rahmat Samulo.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015