Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya menilai pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan sidang MPR masih normatif.

Masih normatif karena masing-masing lembaga tinggi negara tidak disebutkan satu per satu, KY (Komisi Yudisial) seperti apa, MA (Mahkamah Agung) seperti apa," kata Tantowi di luar Ruang Rapat Paripurna I Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat.

Tantowi keluar Ruang Rapat Paripurna I untuk jeda dan menemui para jurnalis, usai Presiden Jokowi berpidato di hadapan MPR dan tamu-tamu negara dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara sebagai tradisi kenegaraan jelang Hari Kemerdekaan RI.

"Tadi Presiden juga tidak memberikan kritik, semuanya memuji kinerja lembaga negara," lanjut dia.

Namun, Tantowi memaklumi isi yang normatif tersebut karena agenda yang banyak dan waktu yang sempit, terlebih karena ada jeda Salat Jumat.

Usai menyampaikan pidato tentang kinerja lembaga-lembaga negara di hadapan MPR, Presiden Jokowi juga akan berpidato dalam Sidang Bersama DPD-DPR dan Rapat Paripurna DPR RI dalam rangka penyampaian RAPBN 2016.

Tantowi juga menyoroti isi pidato Presiden Jokowi yang menyatakan kinerja lembaga-lembaga negara belum maksimal.

"Tidak secara eksplisit dikatakan, tapi kalau saya bicara sebagai anggota DPR sekaligus MPR, memang kondisi kita di DPR tidak bisa langsung bekerja, hampir tiga bulan vakum karena persoalan politik," kata dia.

Politisi Partai Golkar itu menambahkan bahwa Presiden pun mengetahui penyebab kevakuman DPR selama tiga bulan, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit.

"Bagaimana pun ini pelajaran yang harus dilalui dan tidak boleh terjadi lagi pada anggota DPR periode berikutnya," kata dia.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015