... juga mencoba memerkosa istri korban dan satu teman wanita lain, namun gagal...
Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar Indonesia di Kairo menyediakan pengacara warga Mesir untuk mendampingi warga negara Indonesia (WNI) korban kekerasan dan perampokan.

"Yaser Gamaludin Hamam, pengacara warga negara Mesir atas permintaan KBRI Kairo mendampingi para korban," kata Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Kairo, Windratmo Suwarno, kepada ANTARA, Minggu.

Kasus aksi kekerasan dan perampokan itu sudah ditangani pihak kepolisian setempat, katanya.

Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo, Lautia Sutedja, menjelaskan, mereka berkoordinasi dengan otoritas keamanan Mesir, Sabtu dini hari (1/8), menangani perampokan dengan kekerasan dan percobaan pemerkosaan terhadap lima WNI di daerah Nasr City Cairo.

Disebutkan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 00:00 waktu setempat, saat penghuni apartemen di Kairo itu, Edy Yusuf dan istrinya tengah beristirahat setelah menghadiri acara Yasinan.

Perampok yang berjumlah lima orang dengan bersenjata api dan senjata tajam memasuki apartemen dari pintu depan.

Perampok menusuk Edy, dan rekannya, Mahdi Ali, dengan senjata tajam serta mengambil sejumlah barang, juga uang tunai 10.000 dolar AS, laptop, 13 telepon genggam, dan peralatan elektronik lainnya.

"Perampok juga mencoba memerkosa istri korban dan satu teman wanita lain, namun gagal," katanya.

Kedutaan Besar Indonesia di Kairo meminta otoritas keamanan Mesir agar dapat lebih meningkatkan pengawalan dan menjamin keamanan WNI yang umumnya bertempat tinggal di Nasr City.

Mereka juga terus menerus menghimbau agar setiap WNI di Mesir meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri, keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, serta melaporkan setiap kejadian kejahatan kepada otoritas keamanan setempat dan Kedutaan Besar Indonesia di Kairo

"Kami juga menyediakan akses telepon hotline bernomor 01022229989 bagi semua WNI untuk melaporkan segala gangguan keamanan yang dialaminya.

Lautia menambahkan, Kedutaan Besar Indonesia di Kairo, Sabtu itu juga (1/8), menerima laporan mengenai meninggalnya mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, Reza Fauzan, asal Banten.

"Dalam pemeriksaan sementara oleh otoritas medis setempat, Reza diperkirakan meninggal akibat pecah pembuluh darah dan tidak ada bukti penganiayaan atau kriminalitas", ujarnya.

KBRI telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan Mesir dan jenazah saat ini ditempatkan di Rumah Mayat Zein Hom utk dilakukan utopsi.

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015