Bandara Notohadinegoro masih belum beroperasi karena abu vulkanis Raung, sehingga Sabtu ini tidak ada aktivitas penerbangan,"
Jember (ANTARA News) - Aktivitas penerbangan di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu, masih lumpuh akibat abu vulkanis letusan Gunung Raung (3.332 mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi.

"Bandara Notohadinegoro masih belum beroperasi karena abu vulkanis Raung, sehingga Sabtu ini tidak ada aktivitas penerbangan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro, Edi Purnomo, di Jember.

Bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember itu ditutup sejak Rabu (22/7) akibat abu vulkanis Gunung Raung mengguyur landasan pacu bandara setempat.

Bandara Notohadinegoro Jember tersebut sempat dibuka dan kembali beroperasi normal pada Minggu (19/7) hingga Selasa (22/7) karena bandara setempat bebas dari abu vulkanis Gunung Raung.

"Kami tidak tahu pasti kapan Bandara Notohadinegoro dibuka kembali karena pihak bandara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan AirNav Indonesia," tuturnya.

Penutupan bandara Jember tersebut berdasarkan "Notice to Airmen" yang diterima pihak Bandara Notohadinegoro karena sebaran abu vulkanis mengguyur kawasan bandara dan mengganggu rute penerbangan Jember-Surabaya.

"Selama abu vulkanis Raung masih turun di sekitar bandara dan mengganggu rute penerbangan Jember-Surabaya atau sebaliknya, maka Bandara Notohadinegoro tetap ditutup, namun sewaktu-waktu status itu bisa dicabut, apabila situasi kembali normal," paparnya.

Penutupan Bandara Notohadinegoro Jember akibat abu vulkanis Gunung Raung selama empat hari terakhir menyebabkan penerbangan dua maskapai yakni Garuda Indonesia rute Jember-Surabaya PP dengan jadwal setiap hari dan pesawat Susi Air rute Jember-Sumenep dengan jadwal sepekan sekali batal berangkat.

Sementara itu, pihak maskapai Garuda Indonesia memilih tidak melakukan pengembalian tiket penuh (refund) kepada penumpang, namun memberikan kesempatan untuk menjadwal kembali (reschedule) penerbangan yang berlaku hingga September 2015.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015