Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi V DPR RI, Miryam S Haryani mengatakan terjadi penurunan omzet yang dialami oleh pedagang, supir angkot di sepanjang jalur Pantai Utara sejak dibukanya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

“Kala terjadi penurunan omzet, ya, terutama para pedagang, supir angkot pasti turun omzetnya,” kata Miryam saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dikatakan oleh Miryam,  ia meminta pemerintah untuk memperbanyak industri di sekitar Pantura.

“Misalnya pemerintah memberikan permodalan mandiri ke UKM-UKM di sekitar pantura, sehingga apabila masyarakat beralih profesi tidak kehilangan pekerjaannya,” kata politisi Partai Hanura itu.

Ditambahnya, penurunan omzet bagi masyarakat di sepanjang Pantura dikarenakan pengalihan arus lalu lintas ke Tol Cipali

“Pantura kan jalurnya bukan tol ya tapi masih masih banyak masyarakat yang menggunakan Pantura, masih bisa menikmati restoran-restoran sepanjang Pantura. Dengan adanya Tol Cipali, maka akan sepi dan tentunya berimbas pada penurunan omzet,” katanya.

Anggota komisi V DPR RI dari Partai Golkar, Daniel Mutaqien Syafiuddin menyebutkan, dampak negatif pada sistem perekonomian wilayah Pantura sangat terasa setelah dibukanya Tol Cipali.

"Kendaraan roda empat ke atas pindah ke Cipali. Hanya roda dua yang lewat Pantura. Saya kasih contoh ada teman saya pengusaha SPBU. Sebelum ada tol Cipali, dia harus menyediakan 20 ton BBM perhari. Setelah ada Cipali turun 50 persen lebih," katanya.

Belum lagi di sektor rumah makan. Banyak pengusaha yang mengalami penurunan omset. Padahal ini sektor ini menyerap tenaga kerja.

Menurutnya salah satu solusi bagi wilayah Pantura adalah mengembangkan sektor Industri.

"Subang sudah mengarah ke industri. Indramayu juga harus didorong. Banyak potensi di Indramayu yang bisa didorong pemerintah pusat, semisal pembangunan pelabuhan," katanya.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015