Jakarta (ANTARA News) - Keinginan pemerintah untuk mencapai swasembada garam pada 2016 perlu memperhatikan industri, salah satunya industri makanan dan minuman, yang secara mutlak membutuhkan bahan baku garam untuk produksi.

Demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta, Kamis.

"Industri makanan dan minuman tidak terlepas dari kebutuhan garam, kalau tidak duduk bersama, sebetulnya bisa mengganggu keberlangsungan industri. Kebutuhannya memang tidak banyak, tapi mutlak," kata Panggah.

Menurutnya, target swasembada garam perlu digali lebih dalam, artinya, perlu perhitungan berapa kemampuan industri garam dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan nasional.

"Kalau diproduksi di dalam negeri 100 persen itu saya rasa tidak mungkin. Faktanya memang harus realistis. Kalau memang harus kita produksi, berapa yang bisa diproduksi di dalam negeri dan berapa keperluan impor," ujarnya.

Panggah menambahkan, jangan sampai dengan biaya yang sangat tinggi dalam memproduksi garam di dalam negeri, justru tidak ada yang diuntungkan.

"Kalaupun ada importas, itu akan terkompensasi dengan nilai tambah yang diproduksi di dalam negeri. Kebutuhannya memang hanya 300 ribu hingga 500 ribu ton per tahun," kata Panggah. 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015