Jakarta (ANTARA News) - Pebalap nasional Rifat Sungkar, melalui Rifat Drive Labs (RDL), sebuah lembaga konsultan keselamatan berkendara, akan memberikan pelatihan bagi 6.000 pengendara GO-JEK guna meningkatkan kualitas pengemudi dan pelayanan terhadap pengguna aplikasi tersebut.

"Saat ini GO-JEK sedang dalam sebuah sorotan publik di mana orang-orang mulai percaya naik ojek. Makanya ini harus di-upgrade supaya begitu duduk jadi nyaman dan aman karena kan kita tahu latar belakang driver itu bervariasi. Pada pelatihan badge pertama ada sekitar 6.000 pengendara yang akan kita tingkatkan etika berkendaranya, paham rambu lalu lintas dan mampu bermanuver," kata Rifat dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Pelatihan bertajuk "Street Smart Program" itu akan melatih 6.000 pengendara, yang dibagi menjadi 120 pengendara per harinya di Lapangan terbang Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan. Pelatihan dilakukan di lahan seluas 5.000 meter persegi.

Ada dua kategori materi dalam pelatihan tersebut, praktik dan teori. Pada pelatihan praktik, ada dua metode pembekalan yakni skill awareness dan commentary riding.

Pada skill awareness, pengendara akan kami arahkan ke tujuh hal antra lain: manuver angka delapan besar dan kecil atau "figure eight" dengan penekanan pada barang atau orang yang dibawa.

Selain itu akan ada slalom di mana pengendara dilatih teknik berkendara dengan terap memperhatikan keselamatan barang atau orang yang dibawa. "Saat slalom kita ajari cara meng-counter weight," kata Rifat yang merupakan Duta Safety Riding Indonesia itu.

Lebih lanjut, pengendara juga diberi pelatihan blind spot di jalan kecil sehingga bisa lebih lincah dalam berkendara.

"Kita juga latih bagaimana cara bermanufer di jalan rusak, dengan simulasi stair case dan cara braking. Selain itu, dalam commentary riding ke-120 pengendara akan didampingi penuh oleh 12 instruktur," kata Rifat.

Instruktur yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti pebalap motor cross sampai instruktur yang memiliki sertifikasi internasional itu kemudian akan memeri review terhadap para pengendara. "Tapi kami tidak mengajari mereka jadi pebalap, kita hanya ingin menumbuhkan kesadaran berkendara yang safety seperti apa," kata Rifat.

Sementara itu, CEO GO-JEK Nadiem Makarim mengatakan pelatihan itu bersifat wajib bagi para pengendara.

"Saya tak mau kompromi kalau soal keamanan. Makanya saya akan paksa pengendara untuk ikut program ini. Kalau tidak ikut akan kita suspended. Sekarang memang sudah ada safety check untuk pengendara, tapi kami ingin itu di-upgrade," kata Nadiem.

Sejak diluncurkan Januari 2015, Nadiem mengaku belum ada laporan kecelakaan serius. Tercatat hanya ada dua kali kecelakaan luka yang disebabkan oleh kendaraan lain.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015