Pontianak (ANTARA News) - Keluarga dari Desi Katarina Paulus (32), salah seorang korban kecelakaan pesawat Adam Air jurusan Surabaya - Manado, terpaksa membeli tiket dengan uang sendiri karena pihak Adam Air di Pontianak tidak menanggungnya. "Saya harus membeli sendiri tiket untuk keberangkatan suami Desi ke Manado karena pihak Adam Air Cabang Pontianak menyatakan tidak menanggungnya," kata Endang (44), keluarga korban, saat ditemui di kediaman Desi di Komplek Sepakat Damai Blok I/8, Pontianak, Jalan DR Wahidin Sudiro Husodo, Pontianak, Selasa. Ia mengaku sempat adu mulut dengan petugas Adam Air karena pelayanan yang diberikan lambat padahal Endang harus membeli tiket itu dan Hendri Sutedja, suami korban mengalami shock akibat kejadian jatuhnya pesawat naas tersebut. Untuk biaya keberangkatan Hendri, biaya yang dikeluarkan berupa tiket Pontianak - Jakarta menggunakan pesawat Batavia Air seharga Rp440 ribu. Kemudian tiket untuk dua orang dari Jakarta - Manado, dibelinya seharga Rp1,016 juta. Hendri dari Jakarta ke Manado didampingi Ismarwoto, pegawai di Kantor Penghubung Pemerintah Propinsi Kalbar, yang sudah menganggap Desi sebagai anak angkatnya. "Tidak benar itu kalau biaya keberangkatan keluarga korban ditanggung Adam Air. Bahkan, mulanya Adam Air hanya mampu mencarikan tiket untuk satu orang ke Manado," kata Endang yang juga rekan Desi yang aktif di Gereja Kristen Kalimantan Barat (GKKB) Pontianak. Desi berangkat dari Pontianak ke Jakarta menggunakan pesawat Batavia Air penerbangan pertama pada Senin (1/1) pagi. Dari Jakarta, ia menggunakan Adam Air menuju Manado transit Surabaya. Desi yang dikenal akrab dengan siapa saja itu, meninggalkan tiga orang anak yakni Edwin Palatama Sutedja (14), Fania Edina Sutedja (9) dan Avin Giant Sutedja (7). Desi merupakan salah seorang penumpang Adam Air dengan nomor penerbangan DHI 574 yang berangkat dari bandar Udara Juanda Surabaya Senin pukul 12.59 WIB. Pada pukul 14.25 WITA pesawat seharusnya transit di Bandar Udara Hasanuddin Makassar, tapi petugas bandara kehilangan komunikasi dengan pesawat yang dipiloti kapten RS Widodo tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007