Jakarta (ANTARANews) - PT Toyota Astra Motor (TAM) mengambil alih sebagian fungsi dealer guna melakukan efisiensi dalam upaya memperkuat daya saing dan mempertahankan kepemimpinan pasar otomotif di Indonesia.

"Inisiatif ini merupakan upaya kami menghadapi persaingan yang ketat dan dinamis, serta tingginya tuntutan pelanggan," kata Presdir TAM Hiroyuki Fukui, pada jumpa pers, di Jakarta, Rabu.

Dalam inisiatif baru itu, TAM mengambil alih fungsi dealer dalam pemasaran produk, layanan purna jual, dan operasional logistik.

"Kami akan melakukan sentralisasi dengan memanfaatkan sistem Teknologi Informasi (TI)," ujar Fukui.

Terkait dengan insiatif baru yang akan dilakukan semester kedua tahun ini, ia juga mengatakan TAM akan melakukan manajemen terpusat untuk logistik dan stok, guna mempercepat pemenuhan permintaan pelanggan.

"Sebelumnya ada mobil yang diinginkan konsumen ada di (dealer) B atau C tidak bisa ditanggapi cepat," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, fungsi dealer akan fokus pada pelayanan kepada pelanggan, mendengarkan suara konsumen, dan melakukan penjualan.

Ia mengatakan dengan inisiatif baru yang dimulai pada Agustus 2015 itu, keberadaan dealer utama masih penting dan strategis untuk membantu pembinaan dealer-dealer kecil di daerah.

"Kami tidak berencana membawa dealer dari Jepang," ujar Fukui menegaskan.

Ia tidak mengungkapkan berapa efisiensi biaya yang ditimbulkan dari inisiatif baru dengan memangkas fungsi dealer utama tersebut.

Fukui mengakui efisiensi tersebut tidak berdampak pada harga mobil yang dijual Toyota. "Harga sangat ditentukan oleh pasar dan persaingan," katanya.

Sementara itu Wapresdir TAM Suparno Djasmin mengakui dalam jangka pendek inisiatif baru tersebut tidak akan membawa keuntungan materil, namun akan membawa dampak positif dalam jangka menengah dan panjang.

"Dalam jangka menengah dan panjang, akan makin banyak kebutuhan layanan servis dan purnajual akan semakin besar," katanya.

Diakui Suparno Djasmin yang juga CEO Auto2000 (salah satu dealer utama Toyota) selama ini, pendapatan terbesar dealer utama berasal dari aktivitas penjualan, sedangkan purnajual di tempat kedua.

"Dalam jangka menengah (inisiatif ini) akan positif untuk stakeholders dan seluruh value change terkait," kata Suparno yang juga menjadi salah satu Direktur PT Astra International Tbk.

Bahkan ia memperkirakan Toyota akan menguasai sekitar 35 persen pasar otomotif tahun ini.

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015