Los Angeles (ANTARA News) - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Gerald Ford, yang berkuasa setelah skandal Watergate, meninggal dunia pada usia 93 tahun, kata jandanya, Ny. Betty Ford Selasa. "Keluarga saya bersama saya menyampaikan berita duka bahwa Gerald Ford, suami tercinta kami, ayah, kakek dan buyut kami meninggal dunia pada usia 93 tahun," kata Betty Ford dalam pernyataannya. "Semasa hidupnya diisi dengan cinta terhadap Tuhan, keluarganya dan negaranya." Pernyataannya dikeluarkan oleh Kantor Ford di Rancho Mirage, Kalifornia, dan tidak dikatakan kapan dia meninggal. Mantan anggota Kongres dari Partai Republik, Ford saat memangku jabatan berjanji `mimpi buruk nasional kami yang panjang telah berakhir.` Dia mengemban tugas selama dua setengah tahun dengan gaya kepemimpinan yang seringkali diejek sebagai pemimpin yang canggung, sampai dia kalah pada pemilihan presiden AS pada tahun 1976 oleh Jimmy Carter dari Demokrat. Ford menderita sakit dan menghilang dari penglihatan publik selama beberapa tahun. Dia satu-satunya presiden AS yang tidak dipilih untuk kedua kalinya, juga pada jabatan wakil presiden. Dia terpilih sebagai wakil presiden pada tahun 1973, setelah wakil presiden Nixon, Spiro Agnew, mengundurkan diri untuk menghindari tuntutan tuduhan korupsi. Ketika Nixon mengundurkan diri pada 9 Agustus, 1974, untuk menghindari pemakzulan (impeachment) dalam kaitan skandal politik yang dimotivasi pembongkaran oleh kantor Partai Demokrat dalam kasus kompleks Watergate di Washington, Ford menjadi presiden. Sebulan kemudian, pada 8 September 1974, Ford mengejutkan negara dan melakukan perdamaian yang kontroversi dengan memberikan kepada Nixon `kebebasan dan maaf sepenuhnya` untuk suatu kejahatan yang telah dia janjikan untuk diberantas. Ini membuat pola keteladanan yang paradoksial di bidang kepresidenan dari seorang politisi yang telah mengabdi selama 26 tahun sebagai anggota Kongres dari Michigan. "Presiden Ford adalah orang besar Amerika yang telah memberikan pengabdiannya selama beberapa tahun kepada negara kita," kata Presiden George W. Bush dalam pernyataannya dari Crawford, Texas. "Dengan integritas kesabarannya, pikiran sehatnya, dan nalurinya, Presiden Ford telah membantu menyembuhkan bumi kami dan memulihkan kepercayaan publik dalam masa kepresidenannya." Usaha Pembunuhan Dalam periode singkat Ford sebagai presiden ke-38, dia mengalami dua kali upaya pembunuhan, jatuhnya Vietnam, orang Kamboja menangkap sebuah kapal barang AS, yang mendorongnya untuk `mengirimkan angkatan laut`, perlawanan yang terus berlangsung dengan Kongres, dan kecanggungannya yang membuatnya dijadikan bahan olokan. Kritik-kritik olokan atas kecanggungannya kadang menimbulkan ejekan tajam antara lain seperti `dia tak bisa berjalan dan mengunyah permen karet pada saat yang bersamaan.` Ford membangkitkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan intelktualitasnya dan mempunyai masalah-masalah kejanggalan yang terkenal dalam suatu debat kampanye televisi melawan Carter dalam tahun 1976. Dia mempertahankan kebijakan luar negerinya dengan mengatakan `tidak ada dominasi Soviet di Eropa Timur.` Dia jatuh hanya dalam waktu singkat dalam pertarungannya untuk mendapatkan 30 poin dari pengumpulan suara yang dipimpin Carter, dan kalah pada salah satu dari pemilihan terketat dalam sejarah AS. Gerarld Rudolph Ford dilahirkan di Omaha, Nebraska, pada 14 Juli 1913. Namanya waktu itu adalah Leslie King, tapi kedua orangtuanya kemudian bercerai segera setelah kelahirannya, dan dia kemudian diberi nama oleh ayah tirinya, Gerald Ford Sr. Sebagai seorang petugas angkatan laut pada Perang Dunia II, Ford kemudian menikah dengan Betty Bloomer pada tahun 1948. Ny. Ford menjadi tokoh nasional dan dia adalah ibu negara pertama yang bicara blak-blakan, dan kemudian sebagai tokoh pemberantas ketergantungan obat dan alkohol, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006