Los Angeles (ANTARA News) - FBI telah menyiarkan 10 arsip mengenai mendiang mantan pentolan The Beatles, John Lennon, yang rilisnya telah ditahannya selama hampir 30 tahun dengan alasan penyiaran arsip tersebut dapat membahayakan AS. Arsip itu disiarkan di Internet, Rabu, pada www.lennonFBIfiles.com setelah pihak berwenang sepakat merilisnya menyusul kampanye hukum yang berjalan lama dari John Wiener, sejarawan dan akademisi California, dan beberapa kelompok HAM yang berlangsung mulai 1981. Namun demikian, setelah menanti selama seperempat abad, pengungkapan isi dokumen sama sekali tak mengejutkan dan banyak yang sudah diketahui umum, demikian AFP melaporkan. Di antara pengamatan dalam arsip Biro Penyelidik Federal (FBI) adalah bahwa Lennon, seorang aktivis perdamaian dan tokoh yang terkenal beraliran liberal, telah melakukan wawancara dengan sebuah koran bawah tanah pada 1971 dimana ia "telah menekankan latar berlakangnya yang proletarian" dan "simpatinya pada rakyat yang tertindas dan tak berpunya di Inggris dan dunia." Arsip itu mencatat kenyataan bahwa Lennon dan istrinya, Yoko Ono, telah menandatangani petisi yang mendukung Kerajaan Kamboja bila negara Asia Tenggara itu dibom AS dalam Perang Vietnam. Dokumen itu menambahkan bahwa Lennon juga memiliki pandangan revolusioner "melalui isi dari sejumlah lagunya," merujuk pada lagunya "Power of the People". Publikasi dokumen "agaknya dapat mengundang pembalasan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap AS," kata para pengacara FBI di depan sidang kasus tersebut pada 1983. Alasan absurd Dalam pernyataan Uni Kebebasan Sipil Amerika, Rabu, Wiener melukiskan alasan FBI menolak merilis dokumen itu sebagai "tak masuk akal." "Kini kita dapat menyaksikan bahwa klaim keamanan nasional yang disampaikan FBI selama 25 tahun tak masuk akal sejak dari awal. Arsip FBI tentang Lennon merupakan kasus klasik kerahasiaan pemerintah yang terlalu berlebihan." "Dari semula FBI memperlakukan John Lennon seolah-olah sebagai suatu kejahatan menyanyikan "Give Peace a Chance,`" kata Dan Marmalesky, pengacara yang mengurus kasus itu. "Hal itu memperlihatkan bagaimana pemerintah kita menggunakan alasan keamanan nasional untuk membentengi dirinya dari menderita malu secara politik." Lennon, yang lagunya "Imagine" telah menjadi semacam lagu kebangsaan bagi para aktivis perdamaian, dibunuh oleh seorang penguntitnya di New York pada 1980. (*)

Copyright © ANTARA 2006