Pekalongan (ANTARA News) - Sepuluh penonton tewas dan enam lainnya luka serius karena terinjak-injak dan kekurangan oksigen ketika puluhan ribu orang berdesakan keluar Stadion Mandala Krida, Kedungwuni, Pekalongan, Jateng, usai menyaksikan konser grup musik "Ungu", Selasa malam. Wartawan ANTARA dari Pekalongan, Rabu, melaporkan, dari 10 korban tewas yang terdiri dari tujuh pria dan tiga lainnya perempuan itu, dua diantaranya belum berhasil diidentifikasi. Kejadian tragis itu terjadi sekira pukul 24.00 WIB ketika puluhan ribu penonton yang sebagian besar adalah remaja, mencoba keluar stadion beberapa saat setelah konser musik itu selesai. Puluhan ribu penonton berusaha keluar dari pintu timur Stadion, namun pintu yang hanya berukuran kecil itu tidak mampu menampung arus penonton yang membludak yang berdesakan. Petugas keamanan dan panitiapun kewalahan mengatasi aksi para penonton ini sehingga panitia berusaha mengurangi kepadatan di pintu timur dengan membuka pintu cadangan di sebelah barat. Upaya itu ternyata tidak membuahkan hasil, bahkan pengunjung yang akan keluar dari pintu timur saling dorong dan berdesak-desakan, sehingga suasana menjadi kacau, meski sebagian penonton mencoba kembali masuk stadion mencari aman. Dalam kekacauan dan kepanikan para penonton itu lah, sejumlah penonton terjatuh dan terinjak-injak kaki penonton lain, sebagian lagi kekurangan oksigen karena pintu stadion yang penuh sesak. Evakuasi korban baru bisa lakukan setelah sebagian penonton telah keluar. Para korban langsung dievakuasi ke RSI Pekajangan Pekalongan Rabu dinihari. Usaha untuk menolong para korban dengan cepat pun sulit dilakukan karena jalan utama menuju RSI Pekajangan macet, sehingga korban diduga meninggal ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit itu. Berdasarkan hasil visum dokter, tewasnya para korban ini akibat kekurangan oksigen dan terinjak-injak. Mereka terindikasi mengalami sesak nafas karena kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia. Untuk korban luka, rata-rata mengalami sesak nafas dan luka akibat terinjak, kata salah seorang dokter RSI Pekajangan yang menangani para korban, dr. Munawaroh. Polres Pekalongan sejak semalam telah meminta keterangan delapan orang dari penyelenggara konser di Mapolres Pekalongan di Kajen. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait peristiwa ini. Bupati Pekalongan Siti Qomariyah dan Wakil Bupati Wahyudi Pontjo Nugroho, Kapolwil Kombes Pol Manahan Daulay, dan Dandim Letkol Infanteri Ismi Harun, hingga dinihari tadi secara bergantian menjenguk para korban di RSI Pekajangan. Ketika ditanya wartawan, dia mengatakan manajemen label maupun band masih akan mengadakan rapat untuk mengambil tindakan yang dirasa perlu untuk menangani masalah tersebut. Insiden di konser Ungu kerap terjadi. Terakhir konser kelompok band yang tengah naik daun itu menyebabkan puluhan wanita pingsan di Mojokerto, Jatim, 30 Maret 2006. Ungu menggelar konser di Pekalongan dalam rangka konser "popholic" yang diselenggarakan Gudang Garam. Band Ungu yang melambung lewat album "Demi Waktu" diawaki oleh Pasya, Maki, Onci, Roman dan Enda. Nama-nama korban tewas: 1. Ratih Wulandari (17), warga Ketapang, Ulujami,Pemalang. 2. Nurhikmah (15), Logandeng, Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. 3. Adi Santoso (20), Kutorejo, Kajen, Kabupaten Pekalongan. 4. Supriyanto (15), Babalan Kidul, Bojong, Kabupaten Pekalongan. 5. Suwitojati (15), Ulujami, Pemalang. 6. Eko Yulianto (20), Comal. 7. Nok Viatun (17) (istri, Eko Yulianto), Bojong. 8 Andi Satriya (15), Salakbrojo, Pekalongan. (Dua korban tewas belum berhasil diidentifikasi) Nama-nama korban luka: 1. Heppy Aftursari (21), warga Jalan WR Supratman, Kota Pekalongan. 2. Nurkhalidah (22), Gondang, Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. 3. Sri Budi Rahayu (17), Rowokembu, Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. 4. Rizki Amelia (15), Prawasan Barat, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. 5. Widiatmono (21), Jagung, Kesesi, Kabupaten Pekalongan 6. Fitriati (17), Duwet, Bojong, Kabupaten Pekalongan. Lima korban luka menjalani rawat inap di RSI Pekajangan, sementara Fitriati yang hanya mengalami luka ringan, Rabu dinihari diperbolehkan pulang.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006