Malang (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang, Jawa Timur, mengeluhkan sejumlah permasalahan yang dihadapi, khususnya tingkat kesejahteraan dan nasib atlet ketika masa tua kepada anggota Komisi X DPR RI, Moreno Soeprapto, Rabu.

"Banyak atlet yang berjuang dan mengharumkan nama daerah, bahkan bangsa ketika masa tuanya tidak ditanggung biaya hidupnya. Oleh karena itu, ketika ada atlet yang mundur, apalagi usia mereka sudah di atas 20 tahun dengan alasan pekerjaan, kami tidak bisa melarang karena kami sendiri juga tidak bisa memberikan jaminan hari tua mereka," tegas Ketua Umum KONI Kota Malang, Bambang DH Suyono disela-sela kunjungan reses Moreno Soeprapto di kantor KONI setempat.

Ia mengemukakan ada beberapa kasus kesejahteraan atlet yang cukup memiriskan hati di Kota Malang, contohnya mantan atlet tinju nasional jadi tukang parkir karena tidak ada jaminan hidup dari pemerintah.

Selain kesejahteraan atlet, Bambang juga mengkritik kurangnya sarana dan prasarana penunjang sejumlah cabang olahraga, seperti lapangan, yang mengakibatkan menurunnya jumlah cabang olahraga yang dibina di Kota Malang, dari 42 cabang menjadi 41 cabang.

"Kita kehilangan satu cabang olahraga, yakni pacuan kuda, bahkan sekarang sudah tidak ada atletnya. Kalaupun ada pasti kesulitan dalam pembinaan karena tidak ada lapangan," tegasnya.

Sedangkan dari segi anggaran, kata Bambang, seharusnya ada sistem yang baku dan dituangkan dalam Undang-Undang (UU) yang mengatur penetapan dan persentase anggaran dalam APBD untuk pembinaan olahraga di KONI.

"Idealnya, kalau cabang olahraga yang dibina dan bakal diikutkan dalam turnamen atau kompetisi lokal, nasional dan internasional bertambah, anggaran yang dikucurkan mestinya juga naik, bukan sebaliknya, malah turun," tandasnya.

Menanggapi keluhan Ketua Umum KONI Kota Malang tersebut, Moreno Soeprapto mengatakan akan menampung semua keluhan dan catatan kritis KONI Kota Malang dan selanjutnya disampaikan di Komisi X. "Saya akan sampaikan dan bahas bersama dengan anggota komisi lainnya, bagaimana menyikapi permasalahan ini untuk dicarikan solusi terbaiknya," ujar Moreno.

Selain bakal menampung keluhan KONI, Moreno juga mengingatkan KONI dalam hal penjaringan atlet yang dilakukan sejak dini, mulai dari TK, SD, SMP, bahkan dari kalangan pondok pesantren, sebab selama ini pesantren belum banyak mendapatkan perhatian, padahal banyak atlet yang lahir dan besar dari kalangan pesantren.

"Banyak anak-anak pesantren yang memiliki bakat di bidang olahraga dan mereka juga potensial jika dibina dengan baik dan intensif," ujarnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015