Sidoarjo (ANTARA News) - Diduga gara-gara membuang puntung rokok sembarangan, pabrik penggergajian kayu CV Nur Ilahi di Jalan Raya Trosobo dekat jembatan layang, Taman, Sidoarjo, ludes terbakar. Informasi yang dihimpun ANTARA News, Selasa, menyebutkan, api cepat menyebar lantaran pabrik setempat menyimpan barang yang mudah terbakar, yakni kayu dan serbuk kayu. Sedikitnya empat mobil PMK dilibatkan dalam upaya pemadaman si jago merah. Api baru bisa dijinakkan, Selasa dini hari. Namun, seisi pabrik sudah ludes terbakar. Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kasus kebakaran ini masih diselidiki aparat Polsek Taman. Kapolsek AKP Darty Setyowati menyebutkan, sedikitnya sudah 12 karyawan pabrik setempat dimintai keterangan terkait kebakaran tersebut. Pemilik pabrik H. Nawawi, belum bisa diperiksa karena masih sakit. Kapolsek juga membenarkan informasi yang menyebutkan kebakaran itu diduga disebabkan keteledoran seseorang yang membuang puntung rokok sembarangan. Namun untuk memastikannya, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan. "Kami masih melakukan penyelidikan sebab-sebab kebakaran," ucapnya menegaskan. Informasi yang diperoleh petugas menyebutkan, sebelum pabrik itu terbakar, tepatnya Senin malam, pabrik itu dihebohkan kebakaran kecil yang disebabkan puntung rokok. Tidak diketahui siapa yang membuang puntung rokok, yang pasti malam itu tiba-tiba api menyala di lingkungan pabrik. Kebakaran kecil ini berhasil dipadamkan karyawan. Api yang belum sempat berkobar itu dimatikan dengan cara disiram dua ember air. Diduga api yang sempat menyala itu, meski sudah disiram dua ember air, masih menyala, sehingga api akhirnya terus membesar dan melumatkan seisi pabrik. Api terlambat diketahui lantaran saat itu seluruh karyawan sudah meninggalkan lokasi pabriknya. Pihak pabrik baru tahu kebakaran ini setelah api berkobar dan sulit dijinakkan. Hingga saat ini, polisi belum berani memastikan apakah kebakaran itu disebabkan adanya orang yang membuang puntung rokok sembarangan atau ada sebab lain.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006