Doha (ANTARA News) - Tradisi emas tenis Indonesia di Asian Games akhirnya terhenti setelah pasangan Angelique Widjaja/Romana Tedjakusuma, satu-satunya harapan tersisa, tersingkir di perempat-final Asian Games 2006 di komplek olahraga Khalifa Doha, Senin. Angie/Romana yang berada di unggulan keenam, menyerah dua set langsung 4-6, 4-6 kepada pasangan Taiwan unggulan keempat Chan Yung Jan/Chuang Chia Jung dalam waktu 1,5 jam. Dengan kegagalan tersebut, inilah untuk pertama kalinya sejak Asian Games 1986 tenis tenis Indonesia pulang tanpa medali emas. Dan untuk pertama kalinya pula sejak Asian Games 1962, Indonesia tidak mampu merebut medali perunggu sekali pun. Begitu bola pengembalian Angie yang melebar di sisi kiri lapangan yang menyudahi perlawanan gigih mereka, para pendukung tim Indonesia, termasuk Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar, kembali terdiam. Angie/Romana sebenarnya bermain tidak terlalu jelek karena setelah tertinggal 4-6 pada set pertama, mereka mampu memberikan perlawanan ketat pada set kedua. Setelah tertinggal 3-4, mereka sempat menyamakan kedudukan 4-4 meski kembali tertinggal 5-6. Pada saat-saat kritis itulah, Angie/Romana gagal untuk keluar dari tekanan, dan sebaliknya Yung Chan/Chia Jung lebih berani menyerang pada saat-saat kritis. Usai pertandingan yang berlangsung dalam cuaca cukup dingin dan hembusan angin itu, Angie mengakui bahwa kelemahan mereka terlalu banyak bertahan dan tidak berani keluar menyerang, berbeda dengan lawan. Hembusan angin menurut Angie yang Selasa besok (12 Desember) berulang tahun ke-22, memang ikut mempengaruhi permainan, meski hal itu tidak bisa dijadikan alasan karena lawan pun merasakan hal yang sama. Ketua Umum PB Pelti Martina Widjaja yang ikut menyaksikan pertandingan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan kegagalan harapan terakhir tim tenis itu. "Sudah tentu kami kecewa dan ini bukan kesalahan atlet, tapi kesalahan kita juga para pengurus," kata Martina. Martina pun menyampaikan kekecewaannya atas keputusan KONI Pusat yang tidak memberangkatkan Wynne Prakusya yang pada awalnya dipasangkan dengan Angie. Yang lebih membuat Martina kecewa adalah kenyataan bahwa nama Wynne di panitia pertandingan Asian Games 2006 ternyata masih terdaftar sebagai anggota tim tenis Indonesia, padahal sebelumnya ia mendapat kabar bahwa nama petenis itu ditolak karena dianggap sudah terlambat mendaftar. Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar pun menolak untuk mengomentari kegalauan Martina dan hanya menegaskan bahwa semua hasil yang diperoleh tersebut akan dievaluasi di Tanah Air. Sejak Asian Games 1986 Seoul, tim tenis Indonesia selalu pulang dengan medali emas dan diawali oleh Yayuk Basuki yang berpasangan dengan Susanna Anggarkusuma di ganda putri. Bahkan medali emas tersebut adalah medali emas semata wayang yang diperoleh kontingen Indonesia. Panitia Asian Games 2006 juga mencatat bahwa Yayuk Basuki yang saat ini menjadi salah satu anggota Tim Monitoring Kantor Menegpora itu merupakan satu-satunya petenis yang mampu menyumbang empat medali emas di Asian Games, mulai dari rentang waktu 1986 sampai 1998. Yayuk mengakhiri karirnya dengan manis di Asian Games 1998 Bangkok ketika di final mengalahkan harapan tuan rumah dan sekaligus sahabatnya Tamarine Tanasugarn.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006