Gunung Kidul (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersamaan dan perdamaian serta menghargai perbedaan untuk mencegah intolerasi beragama.

"Beberapa tahun terakhir marak terjadi pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di DIY. Hal itu terlihat dari catatan Wahid Institute yang menyatakan Yogyakarta merupakan urutan ke dua terbanyak dalam kasus kebebasan beragama dan berkeyakinan," kata Sultan dalam sambutan yang di dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra (Asek I) Pemda DIY Sulistyo pada diskusi "Tantangan Keistimewaan DIY ditengah Ancaman Intoleransi" di Gunung Kidul, Jumat.

Ia mengatakan DIY merupakan daerah yang memiliki keunikan dengan berbagai perbedaan di dalamnya. Namun demikian, dalam perkembangannya terjadi perubahan di tengah masyarakat. Meski di DIY belum pernah terjadi konflik sosial yang mengkhawatirkan, namun hal itu mungkin saja terjadi.

"Sekam konflik bisa saja muncul di permukaan dan meluas sehingga DIY mungkin saja kehilangan kedamaian yang selama ini dibanggakan," kata dia.

Sultan menilai meningkatnya kasus seperti ini tidak lepas dari perubahan sosial di DIY dengan munculnya mal, hotel, dan tata kota yang tidak teratur.

Ia mengatakan DIY sebagai daerah yang memiliki banyak objek wisata dan lembaga pendidikan tinggi menjadi magnet untuk pendatang, terutama pelaku bidang agama, budaya, ekonomi, dan politik. Semuanya memiliki nilai positif dan negatif.

Sultan berpesan tokoh muda termasuk pemuda Katolik harus mempejuangkan pluralisme agama agar tersebar di sejumlah daerah. Mseki pekerjaannya kurang mendapatkan perhatian baik dari media dan kurang poluler. Tetapi, memperhatikan kerja advokasi mereka sangat mencengangkan dan memberi optimisme akan gerakan pluralisme di Indonesia.

Sementara itu, salah satu pembicara Agnes Dwi Rusjianti menilai kekerasan dan tindakan intoleransi di DIY sudah memprihatinkan dan diperlukan semangat untuk meminimalkan gesekan.

"Dialog diperlukan untuk menjaga kerukunan antarmasyarakat, sehingga ke depan antarumat di DIY semakin baik," katanya.

Bupati Gunung Kidul Badingah dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asek II Bidang Pemerintahan Setda Gunung Kidul Tommy Harahap mengatakan pemuda sebagai masa depan kerukunan umat beragama harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan.

"Bibit konflik harus dihindari sejak awal," kata Badingah.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015