Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif Volvo dikabarkan tengah memperkuat pabriknya di Carolina Selatan dengan rencana untuk memproduksi lebih banyak mobil di Amerika.
Di bawah kepemimpinan Hakan Samuelsson, perusahaan tersebut tengah mengincar model yang diproduksi di AS berikutnya.
Dilaporkan Carscoops pada Jumat (2/5) waktu setempat, upaya tersebut dilakukan imbas tarif Presiden Trump yang dinilai tinggi sehingga perusahaan asal Swedia itu perlu melakukan dorongan yang lebih besar untuk produksi dalam negeri.
Baca juga: Volvo mulai produksi SUV listrik EX30 di Belgia
Diketahui, Volvo telah menjual kendaraan di Amerika selama beberapa dekade, tetapi hampir 90 persen mobil yang dijualnya masih dibuat di Eropa.
Saat ini, EX90 yang sepenuhnya bertenaga listrik adalah satu-satunya mobil yang diproduksi Volvo di AS.
Samuelsson telah mengisyaratkan bahwa model berikutnya akan memiliki versi hybrid ringan dan hybrid plug-in, yang berarti kemungkinan besar akan berupa XC60 atau XC90.
Baca juga: Ramai masuk segmen premium China, Volvo yakin tetap tangguh di pasar
"Mobil wagon atau sedan sepertinya tidak mungkin. Menurut saya, jika Anda melihat mobil terlaris di AS, mobil itu sering kali adalah jenis SUV. Kita tidak bisa mendatangkan mobil dari Eropa dan hanya yakin mereka akan laku,” katanya.
Meskipun Samuelsson tidak memberikan petunjuk tentang kapan Volvo akan memutuskan model baru mana yang akan dibuat di Amerika, ia menyebutkan rencana untuk segera mengunjungi AS guna berbincang dengan diler dan mencari tahu model mana yang paling masuk akal.
"Seharusnya lebih cepat jika kita ingin memberikan dampak pada pemanfaatan karena ada orang di sana yang membutuhkan sesuatu untuk dilakukan. Dengan tarif, dampaknya bahkan lebih negatif karena opsi untuk mengekspor tidak lagi sejelas dulu,” ujarnya.
Baca juga: Volvo luncurkan generasi terbaru dari SUV PHEV andalannya XC90
Selain dorongan untuk produksi lokal, tarif pemerintahan Trump juga memengaruhi strategi penjualan Volvo.
Tahun depan, perusahaan berencana untuk berhenti menjual sedan S90 di Amerika karena diimpor dari China.
Sebaliknya, mereka akan fokus pada model yang lebih populer seperti XC40, XC60, dan XC90.
Sementara Volvo tengah menggarap model buatan AS berikutnya, Samuelsson juga menekankan bahwa perusahaannya tengah berupaya keras untuk mendorong produksi EX90 bertenaga listrik, dengan harapan dapat mendongkrak penjualan kendaraan yang telah diproduksi di Carolina Selatan.
Baca juga: Volvo rekrut CEO lama, diberi tenggat dua tahun perbaiki masa depan
Baca juga: Sedan listrik Volvo ES90 akan dilengkapi superkomputer Nvidia
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025