Jakarta (ANTARA News) - Para sopir angkutan umum jenis bajaj di seputar ibu kota Jakarta mengaku senang PT Pertamina (Persero) telah menambah tujuh stasiun pengisian bahan bakar gas bergerak.

Seorang sopir bajaj, Sapri ditemui di Jakarta, Minggu mengatakan, penambahan SPBG bergerak atau mobile refuelling unit (MRU) tersebut membuat dirinya dan para sopir bajaj lainnya tidak perlu lagi mengantre untuk mengisi BBG.

"Tambahan SPBG ini sudah kami nantikan sejak lama. Kami tidak perlu antre berjam-jam lagi untuk mengisi BBG," kata warga Puri Kembangan, Jakarta Barat tersebut.

Menurut dia, dirinya sangat beruntung memakai BBG karena jauh lebih murah dibandingkan bensin.

Harga BBG, lanjutnya, hanya Rp3.100 per liter setara premium (LSP), sementara premium sekarang ini Rp6.700/liter.

"Selisihnya dua kali lipat," katanya.

Apalagi, saat harga premium mencapai Rp8.500/liter, Sapri merasa sangat terbantu dengan memakai BBG.

Sopir bajaj lainnya, Kusno mengatakan, kalau memakai BBG, dalam satu hari hanya mengeluarkan biaya Rp20 ribu - Rp25 ribu.

"Tapi, kalau pakai bensin bisa di atas Rp50 ribu atau bisa hemat Rp30.000 per hari atau Rp600 ribu per bulan," katanya saat ditemui sedang mengantre BBG di MRU kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Demikian pula, Kusworo mengaku senang dengan semakin banyaknya SPBG.

Menurut dia, saat ini kendaraan angkutan roda tiga bajaj yang memakai BBG semakin banyak.

"Kalau SPBG tidak ditambah, maka kami akan antre semakin lama dan habis waktu," ujar sopir bajaj yang tinggal di Matraman, Jakarta Timur itu.

Pemakaian BBG, lanjutnya, juga membuat mesin lebih awet dan udara juga lebih bersih.

Pertamina telah menuntaskan pembangunan tujuh unit MRU jenis gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) yang merupakan penugasan pemerintah untuk pelaksanaan program konversi BBM ke BBG bagi transportasi darat.

Ketujuh MRU tersebut adalah kelanjutan dari program yang dibiayai APBN 2014 dan dapat diselesaikan Pertamina kurang dari tiga bulan.

Pertamina, sebagai BUMN energi nasional, ditunjuk pemerintah mengelola dana APBN untuk penyediaan infrastruktur BBG jenis CNG yang terdiri dari SPBG, MRU, dan jaringan pipa gas.

Selanjutnya, MRU tersebut akan dikelola Pertamina melalui PT Pertamina Gas Niaga.

MRU akan ditempatkan di tujuh titik lokasi strategis yang terintegrasi dengan jalur-jalur angkutan umum dan tidak terjangkau infrastruktur gas.

Masing-masing unit MRU memiliki ukuran 20 kaki dengan kapasitas storage sekitar 1800 LSP.

(T.K007/B/T007/T007) 15-02-2015 08:28:04

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015