Bojonegoro (ANTARA News) - Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) membantah bahwa semburan lumpur di Ngasem, Bojonegoro, Jatim, terjadi akibat aktivitasnya pada 2003 lalu. Pejabat Humas EMOI, Deva Rachman, di Bojonegoro Selasa menyatakan, pengeboran yang dilakukan EMOI melalui Elnusa di Kecamatan Ngasem selesai 2002 bukan 2003 dan lokasinya berada di Jambaran, Desa Bandungrejo dan Banyu Urip, Desa Mojodelik. Terkait tudingan itu, kini EMOI menugaskan sejumlah stafnya untuk melakukan pengecekan ke lokasi terjadinya semburan lumpur di bekas pengeboran seismik yang semula dilakukan untuk mendeteksi kandungan minyak. "Kami melakukan penelitian seismik untuk mengetahui kandungan minyak itu hanya sampai tahun 2002. Kalau disebut pengeboran di bekas seismik itu berlangsung sampai 2003, jelas bukan oleh kami," katanya. Dilaporkan sebelumnya, di bekas pengeboran seismik di Dusun Junbok, Desa Setren, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, mengeluarkan lumpur mirip semburan lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Dari lokasi dilaporkan, semburan lumpur berbau belerang berwarna hitam pekat bercampur tanah itu, menyembur masih dalam intensitas rendah sejak tiga hari lalu, dengan radius kubangan sumur sekitar tiga meter. Meskipun semburan lumpur masih dalam intensitas rendah, tetapi hingga jarak lima meter di seputarnya kondisi lapisan tanahnya sudah lembek, dan hanya berjarak sekitar 70 meter merupakan kawasan pemukiman penduduk.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006