Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengatakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak perlu takut untuk membuka semua isi percakapan yang ada dalam black box (kotak hitam) pesawat AirAsia QZ8501 meskipun akan ada intervensi dari Airbus.

"Ya, kita harapkan KNKT harus membuka semua isi percakapan yang ada di black box. KNKT lakukan secara profesional dan transparan," kata Yudi di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Ia memperkirakan, intervensi akan datang dari Airbus karena menyangkut persaingan bisnis. 

"Saya kira tidak tertutup kemungkinan (adanya intervensi) karena ini persaingan juga. Tapi dunia penerbangan Indonesia tumbuh pesat jauh di atas rata-rata bisnis penerbangan dunia, yakni di atas 13 persen. Pasti berbagai pabrikan ingin pesawatnya laku terjual di Indonesia," kata Yudi. 

Oleh karenanya, meskipun ada intervensi dari Airbus, Yudi mengatakan, hal tersebut tidak akan mempengaruhi bisnis penerbangan di Indonesia.

"Itu tidak akan dan bahkan saya berharap desain penerbangan Indonesia tidak dikooptasi oleh asing. Misalnya, desain run way bandara tidak selalu harus panjang, karena ini bisa mematikan industri pesawat dalam negeri," kata politisi PKS itu.

Komisi V DPR RI, sambungnya, juga akan meminta KNKT untuk membuka isi percakapan tersebut karena KNKT sudah punya alat sendiri untuk membaca black box tersebut.

"Pengungkapan isi pembicaraan yang ada di black box juga untuk memperbaiki sistem penerbangan di Indonesia. Ini tidak ada kaitannya dengan urusan politik ataupun kepentingan bisnis. Ini untuk kepentingan kemanusiaan dan penerbangan nasional karena Indonesia masih dikategorikan atau berapor merah seperti yang disampaikan ICAO pada Juni 2014 lalu. Rekomendasi KNKT itu bisa selesaikan sistem safety penerbangan Indonesia," kata Yudi.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015