Jakarta (ANTARA) - Tren industri otomotif yang semakin mengedepankan fitur dan juga teknologi terkini, membuat para raksasa produsen ponsel pintar dunia tertantang untuk ikut bermain di ranah tersebut. Namun, tidak semuanya mencatatkan keberhasilannya di industri tersebut. 

Ramainya persaingan ini dikarenakan perubahan cara pandang terkait industri otomotif itu sendiri, yang seolah ingin meninggalkan model konvensional menuju era elektrifikasi modern dengan komponen pintar yang ada di dalamnya.

CarsCoops pada Minggu (9/3) waktu setempat melaporkan bahwa kesuksesan dari Xioami yang melahirkan SU7 di China, patut untuk diapresiasi. Hal itu dikarenakan tidak semua perusahaan ponsel pintar atau teknologi berhasil untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.

Baca juga: Xiaomi siap ekspansi ke pasar otomotif luar China

Salah satu produsen ponsel pintar yang ikut bermain dan gagal adalah Apple, kegagalan Apple dalam menelurkan produk otomotif dari jenama mereka sendiri menjadi bukti kuat, betapa kompetitifnya industri otomotif saat ini yang tidak hanya mementingkan merek, melainkan kualitas, fitur, teknologi dan juga ketangkasan mobil.

Apple diketahui pada awal tahun 2024, secara resmi telah membatalkan proyek kendaraan listrik mereka. Meski dalam projek ini telah menggandeng brand ternama di industri otomotif seperti Hyundai, Kia, Porsche, BYD hingga Toyota.

Namun, awal tahun lalu, muncul laporan bahwa proyek ambisius yang akan melahirkan “Icar” itu secara resmi telah dibatalkan, dengan sekitar 600 karyawan diberhentikan sementara atau secara permanen.

Baca juga: Presiden Xiaomi konfirmasi ekspansi penjualan mobil listrik global

Berbeda dengan pesaingnya yakni Xiaomi, yang mendapatkan keberhasilan dalam melahirkan SU7 mereka di tanah asalnya yakni China. Hal ini didasarkan oleh pihaknya yang menawarkan lebih dari sekadar sistem infotainment kepada pembeli.

Dengan menjual mobilnya sendiri, Xiaomi berpotensi menarik klien ke jaringan perangkat yang terhubung seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

SU7 dapat menggunakan data yang dikumpulkan dari perangkat lain tersebut untuk mempersiapkan diri terhadap rutinitas pengguna, seperti menentukan waktu terbaik untuk mengisi ulang baterai mobil.

Baca juga: Xiaomi Electric Scooter 5 Max tawarkan berkendara lebih nyaman

Dengan ekosistem yang ditawarkannya itu, Xiaomi SU7 mendapatkan sambutan yang positif dengan keberhasilannya menjual sekitar 135.000 unit SU7 di Tiongkok sejak diluncurkan pada Maret 2024.

Keberhasilan yang dicatatkan oleh Xiaomi juga tidak terlepas dari rantai pasok dari China. Rantai pasokan untuk kendaraan listrik praktis terpusat di dalam negeri, dengan Xiaomi mengamankan pasokan baterai dari BYD dan CATL, dua produsen baterai terbesar di dunia.

Dalam semua aspek, Xiaomi berhasil melaju kencang. Kini, dengan rencana untuk meluncurkan mobil kedua dalam bentuk SUV dan pembangunan pabrik manufaktur baru yang sedang berjalan lancar, rencana otomotifnya terus berjalan.

Tentu saja, keberhasilannya masih jauh dari kata terjamin. Perusahaan tersebut menghadapi persaingan ketat dari berbagai pesaing lokal, termasuk pesaing elektronik Huawei, yang telah bekerja sama dengan banyak produsen mobil.

Baca juga: Xiaomi akan hadirkan sedan listrik SU7 Ultra versi dua kursi

Baca juga: Xiaomi SU7 Ultra telah terjual 10.000 unit di Tiongkok

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025