Batu (ANTARA News) - Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengaku sangat kecewa dan shock dengan kegagalan beruntun yang dialami tim nasional sepakbola U-23 dan senior di dua ajang berbeda, Asian Games Doha Qatar dan Piala BV di Vietnam. Hal itu dikemukakan Nurdin Halid dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Paripurna Nasional (Raparnas) PSSI tahun 2006 di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu malam. "Kegagalan dua tim nasional itu sungguh membuat saya sebagai ketua umum PSSI merasa sangat kecewa," katanya. Hadir dalam pembukaan Raparnas itu, Ketua Dewan Penasehat PSSI Wiranto, Ketua Dewan Pertimbangan PSSI Azwar Anas, Ketua Dewan Pakar PSSI Hariman Siregar, jajaran pengurus PSSI, dan seluruh Pengda PSSI se Indonesia. Akibat kegagalan itu, Nurdin mengungkapkan dirinya sempat berpikir untuk mengundurkan diri dari jabatan ketua umum PSSI, sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada anggotanya. "Tadi malam saya sempat berpikir untuk mundur dari jabatan ketua umum. Ini sebagai bentuk tanggung jawab saya karena tidak berhasil membawa prestasi tim nasional di tingkat internasional," katanya. Sebagaimana diketahui, Timnas PSSI U-23 yang sempat menjalani pemusatan latihan di Belanda selama enam bulan, mengalami kekalahan telak 0-6 dari Irak di babak kualifikasi Asian Games Doha Qatar 2006, Sabtu (18/11). Hasil buruk juga dicatat timnas senior asuhan pelatih Peter White yang gagal total di ajang turnamen Piala BV di Vietnam, setelah kalah beruntun di babak penyisihan. Kegagalan timnas PSSI itu menjadi bahan pergunjingan di kalangan peserta Raparnas di Kota Batu yang berlangsung 19-22 Nopember mendatang. Soal rencana pengunduran dirinya, Nurdin mengaku sempat berkonsultasi dengan Azwar Anas dan Sekjen PSSI Noegraha Besoes. Namun kedua pengurus PSSI itu meminta Nurdin membatalkan niatnya, karena mundur tidak akan menyelesaikan persoalan. "Setelah mendengar saran Pak Azwar dan Noegraha Besoes, semangat saya sebagai orang Bugis yang dikenal sebagai pelaut ulung muncul. Tidak ada pelaut ulung yang lahir di ombak datar, tapi pasti lahir di atas gelombang besar," katanya. "Karena itu, saya akhirnya memutuskan tetap memimpin PSSI hingga masa jabatan selesai," tegasnya. Nurdin menegaskan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap timnas, termasuk pelatih yang menanganinya. "Hasil di Doha dan Vietnam akan kami jadikan bahan evaluasi. Dan evaluasi terakhir timnas senior harus juara di turnamen AFF, kalau gagal lagi, baru kita evaluasi semua, termasuk apakah Peter Withe tetap dipertahankan atau tidak," tambahnya. Dalam sambutannya, Nurdin Halid kembali meneguhkan konsistensi PSSI dalam pencanangan gerakan kebangkitan sepakbola nasional menuju pentas dunia tahun 2014. Rencana itu juga sudah tercetak dalam blue print PSSI. "Gerakan itu akan diawali tahun 2007 sebagai masa transisi dan akhirnya pada tahun 2014, sepakbola Indonesia bisa menembus pentas piala dunia," tegasnya. Untuk bisa mewujudkan rencana besar itu, ada beberapa langkah yang akan ditempuh PSSI, di antaranya melakukan perubahan mendasar pada statuta PSSI dengan mengadopsi sistem yang dipakai FIFA, agar sepakbola Indonesia mampu mengikuti dinamika sepakbola dunia. "Peraturan yang dimiliki PSSI saat ini sudah tidak mampu menjawab tantangan kemajuan sepakbola dunia. Ini harus segera diubah dan disesuaikan," lanjutnya. Selain itu, rekrutmen pemain timnas yang dilakukan PSSI akan menggunakan dua pendekatan, yakni kompetisi internal yang lebih baik dan merekrut pemain asing untuk dijadikan pemain timnas. Nurdin Halid mengatakan peluang untuk memakai tenaga pemain asing dalam timnas cukup terbuka, karena undang-undang kewarganegaraan yang baru memungkinkan PSSI melakukan hal itu. "Dalam undang-undang itu disebutkan, siapa saja warga negara asing yang bisa menunjukkan prestasi bagi Indonesia, bisa menjadi warga negara atas persetujuan presiden dan DPR," ujarnya. Pada pembukaan Raparnas tersebut, Nurdin Halid juga menyerahkan penghargaan kepada Pengda PSSI Jatim atas prestasi klub anggotanya yang menjuarai kompetisi nasional selama tahun 2006.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006