Merak (ANTARA News) - Terbakarnya Kapal Ferry KMP Lampung di perairan Selat Sunda dekat Pelabuhan Merak Banten kemarin, diduga disebabkan oleh konsleting di ruang mesin. Berdasarkan pemeriksaan terhadap 18 Anak Buah Kapal (ABK)--bukan 19 seperti diberitakan sebelumnya--, konsleting yang membakar kapal buatan 1971 itu dibarengi dengan ledakan kecil dan percikan api, kata Administrator Pelabuhan (Adpel) Banten Capt. Drs. Dalle Effendi di Merak, Cilegon, Banten, Jumat. Percikan api yang menyambar ke bagian lain pada ruang mesin itu dengan cepat menyebar karena di sekitarnya terdapat banyak oli dan solar. Menurutnya, hasil lengkap investigasi mengenai penyebab kebarakan kapal yang memuat 156 orang termasuk ABK itu akan diumumkan selambat-lambatnya Sabtu (18/11). "Kita baru sebatas memeriksa ABK, kalau memang ada unsur kesengajaan yang berarti telah melanggar ketentuan dalam keselamatan pelayaran, bisa ditindak secara hukum," kata Effendi. Sementara itu, hingga Jumat siang kapal naas yang berada sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Merak itu masih mengeluarkan api, sehingga pencarian terhadap satu orang ABK yang hilang belum dapat dilakukan. "Kita menunggu api padam dulu, baru kemudian kita cari ABK yang hilang itu di dalam kapal," kata Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banten Letkol Laut Mochamad Imron Djunaedi. Kapal penumpang rute Pelabuhan Bakauheni (Bandar Lampung) - Pelabuhan Merak (Banten) bertolak dari Bakauheni pukul 07.15 WIB sebelum terbakar pukul 09.30 WIB saat hendak merapat di dermaga Pelabuhan Merak.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006