Bogor (ANTARA News) - Astra Otoparts menilai pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak terlalu mempengaruhi kinerja unit bisnis PT Astra International Tbk yang memproduksi komponen otomotif tersebut.

Sekretaris Perusahaan Astra Otoparts Made Kurniawan mengatakan, pengaruh pengurangan subsidi BBM yang menyebabkan premium naik menjadi Rp8.500 per liter dan solar naik menjadi Rp7.500 per liter, tidak lebih signifikan dibandingkan impor material dan kenaikan upah.

"Kalau pengalaman selama ini kinerja Astra Otoparts lebih banyak dipengaruhi impor material yang mencapai 60-70 persen biaya produksi serta kenaikan upah pekerja. BBM pasti ada pengaruhnya tapi jauh lebih kecil dibandingkan dua fator tersebut," kata Made saat Lokakarya Wartawan Industri & Otomotif oleh Astra International di Bogor, Selasa.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Astra Otoparts Djangkep Budhi Susanto menambahkan selama ini perusahaannya sudah tidak menggunakan BBM bersubsidi.

"Secara umum pabrik kami sudah tidak pakai BBM bersubsidi, sebagian besar BBM industri," katanya.

Djangkep mengakui apabila kenaikan harga BBM bersubsidi membuat produksi kendaraan roda dua dan roda empat turun, maka pihaknya juga akan terimbas.

"Mungkin nanti dampaknya ketika pabrik mobil dan sepeda motor produksinya turun akan berimbas ke kami juga produksinya turut menurun," ujarnya.

Tetapi, Astra Otoparts optimistis karena pemerintah tengah menggalakkan program mobil murah ramah lingkungan (LCGC) dan mengusung peningkatan muatan lokal.




Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014