Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif asal Jepang Honda dan Nissan batal melanjutkan rencana merger karena ketidaksepakatan mengenai struktur manajemen.
Dikutip dari Kyodo, Jumat (14/2) Honda mengusulkan Nissan sebagai anak perusahaan sebagai upaya mempercepat pengambilan keputusan. Sementara Nissan tengah berjuang dengan penjualan yang lesu di pasar utama mencoba teguh dengan pendirian untuk tetap membentuk perusahaan induk.
“Kami menduga bahwa menerima proposal kami akan menjadi keputusan yang sangat berat bagi Nissan,” ujar CEO Honda Toshihiro Mibe.
Mibe menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan untuk mengambil alih kendali Nissan karena meyakini jajaran direksi perusahaan induk yang awalnya direncanakan terdiri dari perwakilan dari kedua belah pihak dapat menunda pengambilan keputusan, terutama saat menghadapi masalah sulit.
Baca juga: Nissan diproyeksi sulit cari mitra usai gagal merger dengan Honda
Baca juga: Nissan diwartakan sedang cari mitra baru untuk kembangkan EV
Ia juga membantah kemungkinan menawarkan mengambilalih secara paksa terhadap Nissan. “Kami tidak pernah memikirkannya dan tidak punya rencana melakukannya,” katanya.
Sementara itu, CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan, pihaknya menolak tawaran Honda karena ke tidakyakinkan atas otonomi perusahaan ke depan. “ Kami tidak yakin apakah otonomi kami akan terjamin,” ujarnya.
Uchida lantas mengatakan, pihaknya akan meningkatkan upaya untuk menemukan mitra bisnis sambil sambil menjajaki kolaborasi dengan Honda dan Mitsubishi pada area tertentu.
Kedua produsen mobil tersebut berupaya memangkas biaya dengan berbagi beban keuangan yang terus meningkat dalam mengembangkan kendaraan listrik dan perangkat lunak agar d mampu berdaun dengan pesaing global seperti Tesla Inc. Yang berkantor pusat di AS dan BYD Co. dari Tiongkok.
Baca juga: Media: Nissan akan akhiri pembicaraan merger dengan Honda
Baca juga: Honda: Merger Nissan bukan untuk menyelamatkannya dari kesulitan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025