Jakarta (ANTARA News) - Kalangan muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyambut baik langkah Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Saifullah Yusuf untuk bergabung kembali ke PPP dan bisa menjadi momentum bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke partai berlambang Ka`bah itu. "Saya berharap hijrah ini diikuti lagi oleh rombongan NU yang lebih besar," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Irgan Chairul Mahfiz, dalam pernyataan melalui email, di Jakarta, Rabu. Gus Ipul - panggilan akrab Saifullah Yusuf yang juga Menneg Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan mantan Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa, pada hari Selasa (14/11) bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Harian Pusat (PHP) DPP PPP Hamzah Haz. Seusai pertemuan di kediaman Hamzah Haz di Jalan Tegalan 27 Jakarta Timur itu, Hamzah Haz berharap Gus Ipul dapat membesarkan PPP yang merupakan "rumah lama" warga NU, sedangkan Gus Ipul mengatakan, PPP merupakan "rumah lama" yang perlu ditengok lagi. PPP dibentuk berdasarkan fusi empat partai politik pada 5 Januari 1973, yakni Partai NU, Partai Muslimin Indonesia, Partai Sarikat Islam, dan Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Pada awal Januari 2007, PPP akan menggelar Muktamar VI di Jakarta untuk memilih ketua umum partai, pengganti Hamzah Haz, dan nama Gus Ipul disebut-sebut meramaikan bursa calon, selain sejumlah nama yang beredar seperti Yunus Yosfiah (Sekretaris Umum PHP DPP PPP), Alimarwan Hanan (Wakil Ketua Umum PHP DPP PPP), dan Suryadharma Ali (salah seorang Ketua PHP DPP PPP). Irgan mengatakan, kalangan muda PPP mendukung warga NU yang ingin kembali ke PPP dan hal itu membuktikan bahwa PPP bersedia membuka pintu untuk kadernya yang selama ini "indekos" di partai lain untuk kembali bergabung ke "rumah lama" mereka. "Karena sebelumnya, kita tahu banyak kader PPP yang akibat dinamika internal dan alasan lain keluar dari PPP," kata Irgan. Ia berharap, niat Gus Ipul yang juga keponakan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu, tak hanya diikuti oleh ulama yang selama ini dekat dengan Gus Ipul, tetapi juga diikuti kalangan intelektual, pengusaha, tokoh-tokoh mahasiswa, LSM, dan buruh. "Bila Gus Ipul diibaratkan sebagai lokomotif yang kembali ke rel semula, maka lokomotif itu setidaknya bisa membawa gerbong yang panjang," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006