Bantul (ANTARA News) - Bank Sampah Badegan, Desa Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan bank minyak goreng bekas pakai atau suatu tempat pengumpul limbah cair dari sisa-sisa minyak goreng, Kamis.

"Pelayanannya kami buka sudah mulai per 1 Oktober lalu, namun baru kami luncurkan hari ini 13 November 2014, berkaitan dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN)," kata Direktur Bank Sampah "Gemah Ripah" Badegan Bambang Suwerda disela peluncuran di Bantul, Kamis.

Menurut dia, bank minyak goreng bekas ini diberi nama "Bank Tigor" dengan kepanjangan bank tilas (red, bekas) gorengan, adapun operasionalnya menjadi satu dengan Bank Sampah yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu.

Ia mengatakan, dengan adanya Bank Tigor ini nantinya setiap warga yang mempunyai minyak goreng bekas atau jelantah dapat menabung dan menjadi nasabah seperti yang dilakukan pada lembaga perbankan pada umumnya.

"Jika ingin menabung, maka warga harus menjadi nasabah terlebih dulu untuk mendapat buku tabungan, setiap liter minyak jelantah yang disetorkan, kami hargai Rp900, tiap nasabah juga kami berikan slip penyetoran," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini baru ada beberapa nasabah Bank Tigor, sehingga diharapkan setelah resmi diluncurkan dan sosialisasi nasabah terus bermunculan, termasuk nasabah-nasabah Bank Sampah otomatis juga menjadi nasabah Bank Tigor.

"Nasabah Bank Sampah ini saat ini ada sekitar 700 orang, sehingga otomatis masuk menjadi nasabah Bank Tigor, bahkan ke depan sasaran kami perluas hingga ke pedagang kaki lima (PKL) maupun penjual gorengan sekitar," katanya.

Ia mengatakan, minyak goreng bekas yang dikumpulkan dari para nasabah Bank Tigor tersebut nantinya akan diolah menjadi bahan bakar biodiesel bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Paluma serta deterjen cair kerjasama dengan mahasiswa Poltekes Yogyakarta.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bantul, Suyoto saat meresmikan Bank Tigor memberikan apresiasi langkah pengelola Bank Sampah dalam meluncurkan program baru dalam mengatasi masalah sampah ini.

"Apalagi sampah yang dihasilkan masyarakat selama ini bisa menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, bahkan terhadap manusia seperti penyakit diare, gangguan pernafasan hingga polio," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014