Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif Nissan mencari mitra bisnis baru untuk mengembangkan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) selagi bersiap mengakhiri negosiasi untuk membentuk perusahaan induk bersama dengan Honda Motor Co menurut warta Bloomberg yang dikutip oleh Arena EV pada Kamis (6/2).

Menurut siaran Arena EV, upaya Nissan mencari mitra bisnis baru mencerminkan tingginya kompetisi di pasar mobil listrik serta kebutuhan investasi besar dalam pengembangan kendaraan elektrik.

Mengembangkan kendaraan listrik dari awal membutuhkan biaya besar, termasuk di antaranya untuk mengembangkan teknologi baterai dan motor listrik, membangun infrastruktur pengisian daya, dan mengadaptasi proses manufaktur.

Melalui kolaborasi dengan pembuat mobil lain, produsen kendaraan dapat berbagi biaya, sumber daya, dan pemanfaatan keahlian serta mencapai skala ekonomi lebih cepat.

Rencana kemitraan Nissan dengan Honda yang sepertinya tidak jadi terwujud dimaksudkan untuk pengembangan kendaraan listrik bersama khusus untuk pasar China.

Baca juga: Honda dan Nissan sepakat mulai pembicaraan merger pada 2026

Baca juga: Nissan dikabarkan akhiri pembicaraan merger dengan Honda

Nissan hingga saat ini tidak berencana mengubah tujuan elektrifikasinya. Namun, perusahaan tersebut menyadari bahwa masa depan kendaraan listriknya bergantung pada penemuan mitra yang kuat.

Kolaborasi yang sukses dapat memberikan akses ke teknologi baru, kemampuan manufaktur, dan jaringan distribusi serta memungkinkan Nissan memperluas penawaran EV dan menjangkau lebih banyak pelanggan.​​​​​​​

CEO Nissan Motor Co. Makoto Uchida pada Kamis (6/2) menyampaikan niat perusahaan untuk mengakhiri pembicaraan merger dengan Honda Motor Co. menurut seorang sumber yang familier dengan masalah itu.

Dewan direksi Nissan kabarnya menunjukkan kecenderungan untuk membatalkan negosiasi setelah Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaannya.​​​​​​

Proposal Honda untuk menjadikan Nissan sebagai unitnya, yang menyimpang dari rencana awal untuk menggabungkan kedua merek di bawah sebuah perusahaan induk pada 2026, muncul karena Honda merasa tidak sabar dengan apa yang mereka anggap sebagai kemajuan lambat Nissan dalam memulihkan bisnis.

Baca juga: Hyundai siap perkenalkan Ioniq 9 ke pasar Indonesia

Baca juga: Pemerintah keluarkan aturan insentif pajak untuk kendaraan listrik

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025