Pangkalpinang (ANTARA News) - Pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan PNS dengan meningkatkan penghasilan terendah birokrat dan pada tahun 2009 menjadi Rp3 juta. "Sumber pembayaran gaji itu berasal dari kebocoran-kebocoran dana yang bisa diselamatkan, meningkatnya pembayar pajak serta sumber pendapatan negara lainnya," kata Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Taufiq Effendi ketika memberikan ceramah umum di gedung Hamidah, Pangkalpinang, Senin malam. Dia menegaskan, pemerintah sudah berkomitmen agar kehidupan PNS bisa lebih baik, begitu juga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pada tahun 2002 lalu, gaji PNS terendah ada pada kisaran Rp668 ribu, sementara tahun 2006 meningkat menjadi Rp1,060 juta dan tahun 2007 menjadi Rp1,7 juta. Disisi lain jumlah wajib pajak yang semula 2,4 juta orang sekarang menjadi 4 juta orang, sedangkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) yang dimiliki WN sebanyak 12 juta buah. Indeks korupsi Indonesia berdasarkan hasil penilaian internasional makin membaik. Ini berarti kebocoran anggaran sedikit demi sedikit bisa terus dikurangi. Pada tahun 2002 Indonesia berada pada ururan ke empat dari bawah dalam urusan korupsi, kemudian membaik menjadi urutan 13 dari bawah dan pada tahun 2006, urutan Indonesia dalam korupsi menjadi urutan ke 33 dari bawah. Disisi lain pada 2012 pemerintah harus membayar pensiunan sebanyak 5 juta orang PNS dengan dana Rp6 trilyun perbulan. Besarnya beban negara yang harus dibayarkan bagi PNS, telah mendorong Menpan mengusulkan agar menteri dan anggota DPR, DPRD propinsi dan Kab/kota tidak perlu mendapat pensiun. "Pemerintah harus membayar pensiun PNS sampai berusia 70 tahun bahkan mungkin saja 70 tahun sejak dia mulai jadi PNS. Beban berat ditambah kenaikan gaji PNS itu harus mampu dicarikan dananya dan itu bisa dilakukan bila negara memiliki manajemen kenegaraan," ujarnya. Selama 61 tahun Indonesia Merdeka belum ada UU tersebut. Negara dipimpin hanya berdasarkan improvisasi. "Itulah kenapa saya ngotot agar UU itu segera ada dan mudah-mudahan bisa dimiliki tahun 2009," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006