Tanjung Batu (ANTARA News) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero) bersiap menghadirkan sensasi pengalaman berlayar layaknya menaiki kapal pesiar (little cruise) pada kapal penumpangnya, KM Kelud.

"7 November, KM Kelud yang baru akan di-launching. Memang belum dipromosikan," ujar Direktur Utama PT Pelni (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito, saat berlayar menuju Tanjung Batu dari Pontianak menggunakan KM Lawit, Sabtu (18/10).

Wimbo mengungkapkan, untuk mewujudkan hal ini, KM Kelud saat ini docking selama satu bulan di Semarang.

Selain itu,  berbagai penambahan fasilitas di atas kapal pun tengah dilakukan, seperti arena bermain anak, minigym, bioskop, ruang konferensi dan interior baru di salon restoran kelas.

Untuk fasilitas yang telah ada, Wimbo mengatakan, tengah melakukan sejumlah perbaikan, seperti pada toilet dan penyejuk udara.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro mengungkapkan, langkah ini juga merupakan salah satu upaya mempromosikan destinasi wisata bahari di Indonesia.

Menurut dia, tanpa disadari rute-rute yang dilalui kapal Pelni dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak potensi pariwisata bahari Nusantara.

"Sudah seharusnya pariwisata bahari Indonesia yang saat indah ini dapat dinikmati oleh masyarakat kita sendiri. Namun saat ini destinasi wisata bahari kita lebih banyak dinikmati oleh wisatawan mancanegara," kata dia.

Dia mengatakan, peluncuran KM Kelud yang melayari rute Tanjung Priok hingga Belawan, Medan itu akan menjadi kebanggaan Pelni yang baru.

Untuk mempromosikan destinasi wisata Bahari Indonesia, Pelni telah melakukan penyematan lukisan ikon destinasa wisata, yakni Raja Ampat dan Wakatobi pada lambung kapal KM Tatamailau dan KM Kelimutu.

"Lambung kapal KM Tatamailau dan KM Kelimutu kita lukis dengan ikon Raja Ampat dan Wakatobi, dua destinasi wisata yang sejak lama sudah disinggahi kapal kita," kata Yahya.

Dia mengatakan, dalam waktu dekat, kapal-kapal Pelni lainnya juga akan dilukis dengan ikon wisata bahari yang lain, seperti Derawan, Togian, Bunaken, Pulau Komodo dan Mane'e di Miangas.




Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014