Jakarta (ANTARA News) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengungkapkan program paket kapal wisata rute Tanjung Priok-Kijang (Tanjung Pinang, Kepulauan Riau) tergolong gagal karena tingkat isian penumpangnya hanya tujuh persen. "Kami anggap rute kapal wisata ini gagal untuk perjalanan pada 23 Oktober 2006 karena tingkat isian penumpangnya hanya tujuh persen dari kapasitas tersedia untuk sekitar 1.000 orang," kata Kahumas PT Pelni, Edi Heryadi di Jakarta, Rabu. Padahal, katanya, pemanfaatan kapal untuk menginap bagi wisawatan di Indonesia adalah yang pertama kali. Hanya saja, tegasnya, karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, program itu belum direspon secara baik. "Meski tarifnya kompetitif, tetapi karena masyarakat tidak tahu, ya tetap sulit untuk penetrasi pasarnya," katanya. Edi tetap yakin, program kapal wisata tersebut, akan mendapatkan respon dari masyarakat di kemudian hari. Terkait dengan evaluasi angkutan lebaran laut yang berakhir pada H+15 (9/11), Edi mengatakan, tren penumpang yang menggunakan jasa PT Pelni hingga 3 Nopember 2006 rata-rata turun sekitar 15 persen. "Jika tahun lalu pada periode yang sama tercatat sebesar 474.900 penumpang, maka tahun ini hanya 333.743 penumpang. Namun, hingga 9 Nopember, bisa jadi penumpangnya naik," katanya. Penurunan tersebut secara umum disebabkan karena, angkutan laut kalah kompetitif dengan moda lainnya misalnya, pesawat udara, sepeda motor dan kereta api ekonomi yang tahun ini juga tidak naik. "Ketika ada bencana asap beberapa waktu lalu pun, hanya ada peningkatan sekitar 20-30 persen pada saat itu, setelah itu, kembali ke kondisi semula," katanya. Akibatnya, Edi memprediksikan, pendapatan dari angkutan lebaran tahun ini tak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. "Jika tahun lalu Rp100 miliar lebih, tahun ini hanya sekitar Rp104 miliar," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006