Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Meneg BUMN Said Didu menyatakan bahwa pemegang saham PT Semen Gresik Tbk akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan agenda membahas rencana pembangunan pabrik baru. "Pembangunan pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi sudah menjadi keputusan di antara pemegang saham," kata Said Didu di Jakarta, Senin. Ia tidak merinci kapan penyelenggaraan RUPS dilaksanakan, termasuk sumber pendanaan pembangunan pabrik yang diperkirakan memiliki kapasitas produksi 2,5 juta ton dengan nilai investasi sekira Rp3,3 triliun. "Saya tidak tahu persis kapan RUPS Semen Gresik, coba tanya kepada manajemen," kata Said. Sementara itu, Wakil Dirut Semen Gresik, Rudiantara mengatakan, belum ada putusan soal pembangunan pabrik baru Semen Gresik. "Masih sedang dikaji dan disesuaikan dengan kondisi makro ekonomi," kata Rudiantara. Ia juga menjelaskan, tidak mengetahui kapan penyelenggaraan RUPS Semen Gresik. Menurutnya, saat ini pihaknya sedang fokus pada upaya efisiensi dan operational excellence untuk meningkatkan nilai tambah bagi "stakeholder". Usulan agar Semen Gresik mempercepat realisasi pembangunan pabrik baru di Indonesia datang dari anggota Komisi VI DPR-RI, Azam Azman Natawijaya. "Percepatan itu sebagai tindakan mengatasi penuhnya kapasitas produksi semen di Indonesia dalam satu dua tahun ke depan," kata Azam. PT Semen Gresik sebagai perusahaan semen "plat merah" juga diminta lebih memikirkan pengembangan di dalam negeri daripada ekspansi ke luar negeri. Menurut Azman, kebutuhan semen di dalam negeri masih sangat tinggi, sementara kapasitas terpasang tidak akan mencukupi pada 2008-2009. Kebutuhan akan semen juga akan meningkat seiring dengan program pemerintah membangun infrastruktur. Pada tahun 2005 produksi semen di Indonesia mencapai 33 juta ton, sedangkan 2006 36 juta ton sedikit di bawah kapasitas terpasang 46 juta ton. "Kalau dalam tiga tahun ke depan terjadi peningkatan permintaan rata-rata 10 persen per tahun, maka dikhawatirkan terjadi `shortage` atau kekurangan pasokan yang bisa menimbulkan spekulasi terhadap komoditas ini," tegas Azam. Masalahnya, ujar mantan direksi PT Semen Baturaja ini, pembangunan pabrik membutuhkan waktu 3-4 tahun, sehingga segala sesuatu kekhawatiran terjadi gejolak harga akan sangat tinggi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006