Jakarta (ANTARA News) - Kaum perempuan diajak untuk ikut enurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), di Perdesaan Daerah Tertinggal, yang saat ini tergolong masih tinggi.

Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dr. Hanibal Hamidi, M.Kes mengatakan kaum perempuan yang selama ini yang mengatur pola hidup dan pola konsumsi sehat bagi keluarganya.

"Namun dalam kenyataannya, masih banyak kaum perempuan terutama di perdesaan daerah tertinggal belum memahami bagaimana menciptakan pola hidup dan konsumsi yang sehat," katanya pada kegiatan  dalam meningkatkan peran perempuan Muslimat Nahdatul Ulama untuk menurunkan AKI dan AKB, di daerah tertinggal, di Jakarta, Kamis.

Terkait hal tersebut Kementerian Pembangunan Daeraj Tertinggal (KPDT) bersama Muslimat NU telah melakukan kerja sama berupa kegiatan Fasilitasi Kemitraan Dalam Peningkatan Peran Perempuan bagi Percepatan Penurunan AKI dan AKB, di perdesaan daerah tertinggal.

Hanibal Hamidi yang juga Ketua Pokja Perdesaan Sehat menjelaskan, kegiatan ini menghasilkan modul pelatihan kader perdesaan sehat, diharapkan merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan guna mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan penyebab tingginya AKI dan AKB adalah rendahnya kesadaran masyarakat  tentang kesehatan ibu hamil dan persalinan yang aman.

Sebanyak lima kabupaten daerah tertinggal yang menjadi sasaran dalam kemitraan ini adalah Kabupaten Pangkep, Pesawaran, Sangau, Lombok Tengah dan Bondowoso. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014