Malang (ANTARA News) - Tim dokter Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang yang menangani bayi kembar siam asal Kota Batu, Naila dan Laila Asmaul Husna, minta agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI membantu penanganan bayi kembar siam tersebut. "Kami berharap IDI mau menjadi orang tua asuh bagi bayi kembar Naila dan Laila, entah nanti bentuk kepedulian itu seperti apa yang penting bisa meringankan beban orang tua bayi," kata Ketua Tim dokter RSSA Malang, Dr.dr.,Respati S.Drajat, di Malang, Minggu. Dikatakannya pihaknya terus berupaya agar kondisi bayi tetap sehat dan semakin membaik, termasuk asupan nutrisi dan proteinnya, agar mampu bertahan hingga dilakukan operasi pemisahan. Ia mengakui kalau dilakukan terus menerus, pihak tim dokter RSSA Malang sudah tidak mampu lagi memberikan penanganan terbaik, sehingga perlu orang tua asuh yang benar-benar mampu, terutama untuk menjaga kondisi fisik bayi sampai operasi pemisahan. Menurut dia, perkiraan biaya operasi pemisahan kembar siam yang ditanganinya itu cukup besar, yakni sekitar Rp500 juta dan tidak mungkin seluruhnya dibebankan pada orang tua bayi, sehingga perlu bantuan atau orang tua asuh. Menanggapi permintaan dari tim dokter RSSA yang menangani kasus bayi kembar siam Naila dan Laila itu, Ketua IDI Malang, Prof.Dr.dr. Djanggan Sargowo mengaku sampai saat ini belum ada permintaan secara resmi dari tim dokter. Namun demikian, katanya, pihaknya juga akan berupaya membantu dengan membuka 'pundi-pundi' bagi Naila dan Laila bagi seluruh anggota IDI, termasuk lembaga dan usaha yang berkecimpung dalam bidang kesehatan. "IDI memang bukan lembaga yang punya duit, sehingga cara yang dilakukan ya dengan mengetuk hati para anggotanya serta lembaga-lembaga yang terjun di bidang kesehatan, seperti lab klinik, lab medis dan rumah bersalin swasta," katanya. Seperti diketahui hingga berusia dua minggu lebih, bayi kembar siam Naila dan Laila hanya mendapatkan asupan protein dan nutrisi dan formula khusus, belum mendapatkan ASI dari ibunya, Laseni. (*)

Copyright © ANTARA 2006