Medan (ANTARA News) - Fotografer jurnalistik kenamaan di negeri ini, Oscar Motuloh, memamerkan 18 karya fotonya pada pameran tunggal bertema sanctuary yang digelar di Galeri Tondi di Jalan Keladi Buntu Nomor 6/45 Medan, Sumatera Utara. Pagelaran seni teatrikal dari Teater Delik mengetengahkan lakon berjudul "Udak-Udak" dilanjutkan penampilan apik dari delapan orang anak Medan yang menamakan diri mereka "Pumpin` Hip-Hop" menandai dibukanya pameran tersebut secara resmi, Sabtu. Prosesi pembukaan pameran itu sendiri dihadiri kalangan seniman dari berbagai aliran. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Medan dan sekitarnya, melainkan juga dari berbagai provinsi di tanah air dan bahkan juga dari kalangan seniman mancanegera. Pengelola Galeri Tondi, Grace Siregar, kepada ANTARA News di sela-sela pameran itu mengaku cukup terkejut melihat minat yang besar dari warga kota dan juga kalangan seniman terhadap foto-foto Oscar Motuloh. "Tidak disangka peminatnya begitu besar. Bahkan, sebelum pameran ini dibuka sudah banyak yang datang dan memohon agar diizinkan melihat beberapa karya Oscar. Kami bersyukur Galeri Tondi menjadi tempat pameran pertama Oscar di Sumatera," ujarnya. Oscar Motuloh, yang juga Kepala Biro Foto Kantor Berita ANTARA, juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah menduga pengagum karya-karya fotonya sedemikian besar. Ditanya pendapat dan komentarnya tentang pamerannya itu, ia hanya menyampaikan harapan semoga karya-karyanya tidak mengecewakan para penikmat fotografi di daerah itu. Tentang pemilihan tema sanctuary dalam pameran tunggalnya, Oscar yang bergabung di Kantor Berita ANTARA sejak 1988, mengatakan bahwa dirinya diilhami "trilogi kematian", yakni the voice of anchor, the end dan the art of dying. "Dari karya-karya fotografi semacam ini, kita bisa bercermin bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Ini adalah sebentuk penyadaran bagi kita bahwa kematian itu sebetulnya sangat dekat dengan kita," jelasnya. Ke-18 karya fotografi Oscar Motuloh yang dipajang di Galeri Tondi terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari ukuran 70 x 50 cm, 120 x 150 cm, hingga 233 x 104 cm. Semua foto yang dipamerkan merupakan karya terbaik Oscar sepanjang tahun 2006. Karya-karya fotografi yang dipamerkan pada kesempatan itu antara lain diberi judul "Leluhur dan Kerabat Perkabungan", "Artefak Nyawa", @Suaka Jiwa", "Bukit Tengkorak", "Raga dan Roh", "Mengenal Keabadian", "Jasa Lumpur Darah", "Bawa Aku ke Firdaus", "Imaji Gempa Yogya" dan "Mumi Anak Toraja". Menurut Grace Siregar, karya-karya Oscar Motuloh itu bisa dikatakan sudah sold-out alias terjual habis meski hari tersebut baru hari pertama pameran. "Seperti yang saya katakan, galeri ini sudah didatangi banyak penikmat forografi jauh hari sebelum pameran ini dibuka, dan 15 dari 18 karya Oscar ini sudah dibeli para kolektor seni," jelasnya. Ia menambahkan bahwa hasil penjualan karya-karya forografi Oscar Motuloh itu seluruhnya akan disumbangkan bagi para korban musibah gempa Yogyakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006