Malang (ANTARA News) - Peluang dan harapan hidup bayi kembar siam Naila dan Laila yang saat ini dirawat intensif di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang tetap ada, namun semakin kecil, karena ketidakstabilan pernafasannya. "Peluang untuk tetap hidup tentu masih ada, tetapi semakin kecil dengan perbandingan hanya 40:60 persen. Artinya harapan untuk hidup itu hanya 40 persen dan 60 persennya meninggal," kata Ketua Tim dokter yang menangani Naila dan Laila, Dr.dr. Respati, di Malang, Kamis. Menurut dia, peluang yang berbanding 40:60 persen itu hanya perkiraan medis semata, karena bagaimanapun juga nasib dan umur tetap menjadi rahasia Tuhan. Hanya saja, katanya, jika tim dokter bisa mempertahankan Naila dan Laila hingga tiga bulan kedepan, itu merupakan prestasi dan keberhasilan yang luar biasa. Ia mengakui, kecilnya harapan dan peluang hidup bayi kembar Naila dan Laila disebabkan oleh ketidakstabilan dan ketidaksempurnaan sistem pernafasan antara kepala yang satu dengan lainnya yang hanya mencapai 40 sampai 50 kali per menit, padahal ideal pernafasan mencapai 70 kali per menit. Selain itu juga, lanjutnya, ditunjang susunan organ tubuh yang tumpang tindih dimana pinggul ke bawah hanya memiliki satu organ dan pinggul ke atas dua organ. Dikatakannya kasus Naila dan Laila cukup langka, karena dari 200 ribu kelahiran hanya satu yang mengalami kelainan seperti putri kedua pasangan Supriono-Laseni tersebut. "Apapun dan bagaimanapun kondisinya, kami akan berusaha maksimal untuk menyelamatkan bayi kembar ini, walaupun peluangnya kecil dan terpenting saat ini kami terus mengupayakan pertumbuhan dan perkembangannya membaik dengan memberikan asupan nutrisi maksimal," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006