Nanning, China (ANTARA News) - Perdana Menteri China Wen Jiabao menawarkan perluasan hubungan kerjasama di berbagai bidang dengan negara ASEAN, yang selama ini terjalin dan menguntungkan bagi masing-masing negara. "Hubungan persahabatan dan kerjasama China-ASEAN telah menyumbangkan kemajuan di bidang ekonomi dan sosial di masing-masing negara dan kehidupan, yang lebih baik bagi masing-masing penduduk," kata Wen Jiabao saat membuka temu puncak Peringatan Ke-15 Hubungan Cina-ASEAN di kota Nanning, propinsi Guangxi China, Senin. Dikatakannya, hubungan China-ASEAN itu juga telah menyatukan negara di kawasan, meningkatkan daya saing serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Asia. Di bidang politik, China adalah negara pertama menjadi mitra dialog dalam Kesepakatan Damai dan Kerjasama di Asia Tenggara dan untuk menjaga kerjasama perdamaian dan kemakmuran di ASEAN. Di bidang ekonomi, katanya, pertumbuhan nilai perdagangan meningkat 15 kali dalam 15 tahun, dari sekitar delapan miliar dolar Amerika Serikat tahun 1991 menjadi 130 miliar dolar tahun 2005. Dari jalinan persahabatan selama 15 tahun ini, kata Wen Jiabao, empat hal menjadi kunci keberhasilan, yaitu penciptaan perdamaian, kesetaraan dan saling percaya, kerjasama saling menguntungkan, dan dukungan masyarakat masing-masing negara. Untuk membantu pembangunan di ASEAN, sambungnya, China akan memberikan sumbangan satu juta dolar Amerika Serikat bagi Dana Pengembangan ASEAN dan menyediakan dana pendamping satu juta dolar untuk proyek di bawah Prakarsa untuk Penyatuan ASEAN. Wen juga mengatakan, untuk menjaga hubungan baik itu, patut dikembangkan peningkatan koordinasi strategis, dengan meningkatkan kunjungan pejabat negara secara teratur dan memperluas hubungan antarpemerintah, parlemen dan partai politik. Di bidang keamanan, Wen Jiabao mengatakan China mendukung kesepakatan daerah bebas senjata nuklir di Asia Tenggara dan siap menandatangani perluasan kesepakatan itu dalam waktu dekat. "Kita juga harus menindaklanjuti kerjasama penanganan masalah lintas batas terkait masalah penanggulangan terorisme, kejahatan internasional, keamanan wilayah laut, operasi penyelamatan dan pemulihan pascabencana," katanya. Sementara itu, Presiden Pilipina Gloria Macapagal Arojo selaku Ketua Komite ASEAN dalam pidato pembukaan mengatakan, temu puncak itu lebih penting daripada apa pun, karena dialog terbuka antarbangsa dan negara sangat dibutuhkan saat ini. Semua pemimpin negara ASEAN dan pemerintah China merayakan pentingnya hubungan ini untuk kemajuan ASEAN, kawasan dan dunia. "Kami di ASEAN merasa bangga dan puas, karena China menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, yang juga dihasilkan dari kerjasama dengan ASEAN dalam bidang ekonomi, politik dan budaya," katanya. Menyangkut persoalan Korea Utara, Arojo menilai penting sistem keamanan kawasan, meski ASEAN bukan organisasi keamanan. "ASEAN memang memusatkan perhatian pada kerjasama ekonomi dan sosial. Pertemuan ini sangat penting untuk membicarakan persoalan ekonomi dan keamanan, karena akan membantu negara di kawasan dan memperkuat kesetiakawanan pada saat genting," katanya. Hadir dalam pertemuan itu Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Bouasane Bouphavanh, Perdana Menteri Myanmar Jenderal Soe Win, Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tandung.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006