Jakarta (ANTARA News) - Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin Universitas Trisakti (Usakti) melakukan pengembangan terhadap Bahan Bakar solar menjadi solar air.

"Usakti sangat bangga dengan kerja keras yang dilakukan oleh mahasiswa kami, dan mendukung penuh inovasi ini. Kami berharap dapat bermanfaat bagi Masyarakat," Wakil Dekan Usakti Dr. Ing. A.C Arya, di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, Fakultas Teknologi Industri Usakti program studi Teknik Mesin juga telah mendapatkan Penghargaan Rekor MURI, serta berbagai penghargaan Nasional maupun Internasional dalam penelitian penggunaan Bahan Bakar dengan berbagai variasi salah satunya yaitu, minyak jelantah dan minyak Kelapa sawit.

Menurut Arya kisruh subsidi dan kelangkaan bahan bakar solar yang saat ini sedang ramai dibicarakan membuat Mahasiswa Usakti melakukan inovasi Bahan Bakar Solar menjadi solar air.

Sementara itu Ketua Panitia Uji Coba Bahan Bakar Solar Air, Dimas Airlangga yang merupakan Mahasiswa Usakti Fakultas Teknik Industri, menyatakan harapannya bahwa dengan diciptakannya Inovasi ini dapat menjadi solusi terhadap permasalahan BBM di Indonesia.

"Kami akan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu ini dengan perkiraan lama perjalanan sampai 5 hari, harapan kami, jika uji coba ini berhasil, inovasi ini dapat digunakan untuk masyarakat pada umumnya, dan khususnya untuk para nelayan" ujar Dimas dalam keterangan terulisnya melalui surat elektronik.

Dikatakannya uji coba ini juga dalam rangka merayakan Dirgahayu RI mendatang"

Dimas mengungkapkan Bahan Bakar Solar air yang Bahan utamanya Solar 70 persen namun ditambahkan, bahan adiktif 20 persen dan Air 10 persen adalah aman bagi lingkungan.

"Bio Solar air ini lebih aman untuk lingkungan, dan tidak akan merusak mesin" ujar Dimas.

Pengembangan dan inovasi ini dibimbing oleh Dr. Ir. Muhammad Mafnan. Bahan Bakar Solar Air ini mampu memberikan penghematan sebesar 10 persen dari biaya solar yang biasa dan kepadatan asap yang dihasilkan dari pembakaran solar yang biasanya hitam pun berkurang hingga 60 persen.

Inovasi pengembangan bahan bakar solar menjadi solar aiar mendapat perhatian khusus dan apresiasi dari Pemerintah DKI Jakarta, Bupati Kepulauan Seribu Asep Syarifudin.

"Inovasi karya mahasiswa - mahasiswa Fakultas Teknik Usakti ini patut diapresiasi" katanya.

Ia mengatakan BBM Solar saat ini menjadi masalah yang krusial dan memerlukan solusi terutama untuk para nelayan seperti di wilayah Kepulauan Seribu ini. Temuan-temuan seperti ini harus di dukung oleh pemerintah.

"Sesuatu yang dibuat secara teoritis, kemudian dipraktekkan dan ada manfaatnya seperti yang dilakukan adik -adik Mahasiswa Usakti ini perlu didukung," katanya.

(F006/A029)

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014