Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan ucapan selamat kepada penerima Nobel Perdamaian 2006 Muhammad Yunus, ekonom asal Bangladesh, meski hadiah itu tidak jadi diberikan kepadanya. "Saya bersyukur, hadiah itu tidak jatuh kepada saya dan bangsa Indonesia, karena itu berarti yang terbaik bagi kita. Semoga sang pemenang Nobel dapat menciptakan perdamaian dunia dengan sebaik-baiknya," katanya, ketika ditanya wartawan usai melakukan Shalat Tarawih 23 rakaat di Mesjid Agung Demak, Jawa Tengah, Jumat malam. Kepala Negara menambahkan, meski dirinya tidak terpilih untuk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian tersebut, seluruh komponen bangsa ini harus tetap memfokuskan diri untuk menyelesaikan persoalan Aceh dan persoalan lainnya sebaik-baiknya. "Sesungguhya apa yang dilakukan oleh banyak pihak di negeri ini yang dulu saya sebutkan satu per satu itulah, yang sesuangguhnya sudah dicatat oleh sejarah, oleh Yang Maha Kuasa. Karena itu, tanpa nobel pun jangan mengurangi semangat untuk melanjutkan tugas kita menyelesaikan permasalahan Aceh dan permasalahan lain di negeri ini yang masih harus kita upayakan sekuat tenaga," tuturnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri dicalonkan sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian oleh anggota Kongres AS asal Florida, Robert Wexler, yang juga anggota senior Komite Hubungan Internasional merangkap ketua bersama Kaukus Indonesia di Kongres. Para calon penerima nobel lainnya, antara lain, adalah Martti Ahtisaari (mantan presiden Finlandia), penyanyi dari kelompok U2, Bono, serta Kadir (minoritas Turki di Cina). Presiden Yudhoyono dan Martti Ahtisaari disebut-sebut sebagai kandidat terkuat penerima Nobel Perdamaian karena alasan yang sama, yaitu mewujudkan perdamaian di Aceh. Grameen Bank dan Muhammad Yunus dinilai layak menjadi pemenang nobel perdamaian 2006 karena dukungannya kepada rakyat miskin dengan memberikan pinjaman lunak dengan tujuan pembangunan ekonomi untuk perdamaian.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006