Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah akan mengenakan sanksi hukum yang tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang membakar hutan demi kepentingan mereka sendiri, selain itu pemerintah akan segera memadamkan kebakaran hutan dengan menyewa beberapa pesawat buatan Rusia. "Perusahaan-perusahaan yang membakar hutan untuk membuka lahan akan dikenakan tindakan hukum," kata Presiden dalam jumpa pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu sore. Presiden mengemukakan hal itu usai memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah menteri dan gubernur, guna membahas langkah-langkah konkrit memadamkan kebakaran hutan yang terjadi akibat ulah manusia serta akibat faktor alam. Saat mengadakan jumpa pers tersebut, Kepala Negara disertai Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Panglima TNI Marsekal Djoko Sutanto, Menhub Hatta Rajasa, Menristek Kusmayanto Kadiman, Gubernur Riau Rusli Zaenal serta Gubernur Kalteng Teras Narang. Yudhoyono yang memulai jumpa pers pukul 17.25 dan mengakhirinya pukul 17.45 WIB --hanya beberapa menit sebelum berbuka puasa-- mengemukakan kebakaran hutan juga terjadi akibat cuaca yang sering mencapai 37 derajat Celcius. Presiden mengemukakan pula pemerintah akan membentuk semacam satuan tugas di berbagai daerah yang melibatkan aparat pemerintah daerah setempat, TNI dan Polri. "TNI dan Polri akan melakukan operasi bakti," kata Kepala Negara pada acara yang dihadiri pula Mensesneg Yusril Ihza Mahendra serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sementara itu, ketika menjelaskan rencana pemerintah menyewa beberapa pesawat Rusia misalnya jenis Illuyshin untuk memadamkan api, Presiden mengatakan biasanya yang disewa adalah dua buah pesawat. Ini (rencana penyewaan pesawat, red) akan dimatangkan dalam beberapa jam mendatang, supaya bisa segera didatangkan," kata Presiden sambil mengatakan beberapa negara lain juga memiliki pesawat untuk memadamkan api misalnya Kanada dan Australia. Satu pesawat biasanya mampu mengangkut 40 ton air dan air akan dijatuhkan pada daerah-daerah yang asapnya paling banyak. Selain mengoperasikan pesawat udara, maka upaya pemadaman juga akan dilakukan dari darat misalnya dengan menggunakan slang air. Kepala Negara mengemukakan pula pada 13 Oktober mendatang, di Pekanbaru Riau akan berlangsung pertemuan para menteri lingkungan hidup ASEAN untuk membahas langkah-langkah konkret pemadaman kebakaran hutan.. "Kalau ada bantuan dari negara-negara lain, maka tawaran itu akan kita sambut baik," kata Kepala Negara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006