Jakarta (ANTARA News) - Saat diperkenalkan pertama kali ke dunia di acara Indonesia International Motor Show September 2013 di Jakarta, Honda Mobilio langsung "ngebut".

Disebut ngebut, karena PT. Honda Prospect Motor langsung menargetkan 2.500 pesanan inden Mobilio dalam 11 hari acara pameran otomotif tersebut.

Padahal, Mobilio yang dipamerkan ketika itu  masih dalam bentuk purwa rupa (prototype).

Optimisme Honda atas Mobilio tercermin dari kehadiran Bos Honda Jepang, Takanobu Ito, saat launching kendaraan itu.  

"Honda Mobilio dirancang secara khusus sesuai dengan kebutuhan unik dari sebagian besar konsumen di Indonesia. Saya percaya Honda Mobilio akan memenuhi impian konsumen Indonesia akan sebuah mobil keluarga yang terjangkau dengan standar kualitas Honda yang tinggi," kata President, CEO, dan Representative Director Honda Motor Co Ltd, Takanobu Ito ketika itu.

Keyakinan Honda atas Mobilio segera terjawab bahkan sejak pengiriman pertama ke konsumen pada Januari 2014.

Pada Februari, Mobilio menjadi nomor dua terlaris di kelas LMPV (low multi purpose vehicle) dengan penjualan 6.241 unit.
 
Angka versi Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor) itu menunjukkan Mobilio pada Februari menyalip penjualan  Xenia yang 5.137 unit namun masih di bawah Avanza yang terjual 15.708 unit.

Penjualan Mobilio  terus meningkat setiap bulan dan hingga akhir Mei mencatat Mobilio telah terjual 35.550 unit.

Mobilio bahkan merebut posisi terlaris untuk LMPV  di Solo, Semarang, dan Yogyakarta, alias mengalahkan pesaingnya yaitu Avanza, Xenia, Ertiga, APV, dan Spin.

Mobilio juga berada di peringkat ke-2 segmen LMPV di Indonesia dengan pangsa pasar 22 persen.

Segmen LMPV merupakan segmen otomotif dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia, mencakup sekitar 32 persen dari seluruh pasar pada 2013.

"Yang paling laku secara keseluruhan adalah E-CVT (transmisi otomatis) sedangkan transmisi manual paling laku di Jawa Tengah," kata Yosef Swasono Agus, Corporate Communication Manager HPM.

varian
Mobilio baru-baru ini meluncurkan tipe termewahnya yaitu tipe "RS", menambah empat varian yang sudah ada yakni Tipe S M/T, Tipe E M/T, Tipe E CVT dan Prestige.

Tipe S M/T dijual dengan indikasi harga Rp160-an juta sedangkan Tipe E dijual dengan indikasi harga hingga Rp190-an juta. Prestige dijual dengan indikasi harga mendekati Rp200 juta.

Harga Mobilio RS manual Rp203,5 juta sedangkan tipe transmisi otomatis adalah Rp214 juta on the road Jakarta.

Mobilio RS dirilis karena "pasar untuk LPMV dengan harga Rp200 juta sudah penuh, tapi  yang sedikit di atas 200 juta hingga Rp250 juta, peluangnya secara bisnis masih baik. Banyak orang yang ingin mobilnya tampil beda," kata Yosep.

buatan dalam negeri
Mobilio  mulai diproduksi pada awal 2014 di pabrik terbaru Honda di Karawang.

"85 persen komponennya buatan dalam negeri," kata Yosef.

Honda mengemukakan pihaknya merancang Mobilio dengan terlebih dahulu melakukan penelitian mendalam terhadap konsumen di Indonesia, kondisi jalan, serta kebiasaan-kebiasaan menggunakan kendaraan.

Large Project Leader of Honda Mobilio & Chief Engineer Honda R&D Asia Pasific Co Ltd, Atsushi Arisaka, menyebutkan bahwa mobil itu dirancang dari nol, dimulai dengan konsep mobil bertempat duduk tiga baris, berkapasitas tujuh penumpang, dan harganya terjangkau.

"Ide diambil dari model-model sebelumnya walaupun dikembangkan dari nol," kata Arisaka.

Dari planning yang dikembangkan ke proses riset dan pengembangan, juga banyak masukan dari para sales Indonesia karena mobil itu memang diperuntukkan bagi konsumen Indonesia.

Salah satu hasilnya adalah ground clearance Mobilio setinggi 189 mm.

Angka ini diakui HPM bukan yang tertinggi di kelasnya di pasar Indonesia.

"Namun, tinggi 189 mm itu sesuai riset kami sudah mampu membuat kendaraan tetap nyaman dan aman melewati berbagai jalan di Indonesia," kata Asisten Public Relation HPM Yulian Arfili.

Dimensi mobil sepanjang 4,39 meter merupakan ukuran ideal untuk menciptakan kabin yang lapang, namun tidak menyulitkan saat parkir.

Ruang pada kursi baris kedua Mobilio dirancang lebih besar, sementara baris ketiga tetap lega dibanding mobil-mobil sejenis pada kelasnya.

platform
Mengenai mesin, Arisaka mengakui itu merupakan pengembangan dari mesin Freed.

"Jadi walaupun platform-nya sama tapi mesinnya sama sekali berbeda."

Mesin Honda Mobilio merupakan hasil redefined (perbaikan) dari mesin pada model sebelumnya sehingga lebih hemat bahan bakar sekitar 5 persen.

Semua model Mobilio dilengkapi AC double blower, velg alumunium 15 inci serta Mesin Honda i-VTEC SOHC 1,5 liter, 16 valve, 4 silinder dengan tenaga maksimum 118 PS pada putaran mesin 6.600 RPM.

Mobilio sudah mengadaptasi fitur keamanan dengan rangka bodi G-CON dan struktur bodi ACE, sistem pengereman ABS + EBD (untuk tipe transmisi CVT),  dua airbag depan, pretensioner seatbelt with load limiter, impact mitigating headrest, dan pedestrian protection.

Di panel tiga display meter dashboard, terdapat fitur ECO Indicator yang akan hidup untuk menandakan gaya mengemudi sudah sesuai dengan orientasi irit bahan bakar dan ramah lingkungan.

Perpindahan transmisi menggunakan mesin Continous Variable Transmission (CVT) produksi  Indonesia, memungkinkan perpindahan yang lebih halus dengan diiringi iritnya bahan bakar.

Mobilio yang lahir di Indonesia untuk selanjutnya juga akan beredar di India.

Satu media otomotif India bahkan melakukan uji berkendara Mobilio di Indonesia.

Menurut media-media di India, Mobilio yang akan beredar di negara tersebut menggunakan mesin bensin dan diesel.

"Kalau untuk Indonesia, kami fokus pada mesin bensin 1.500 cc," kata Yosep.

adu irit

Seiring dengan masuknya Mobilio ke pasar otomotif Indonesia, PT HPM juga rajin menggelar lomba irit BBM untuk Mobilio dengan nama Wisata plus Honda Mobilio - Tantangan Hemat 20 km/liter.

"Awalnya, kami kaget karena media yang mencoba Mobilio ada yang bisa tembus 20km/liter meskipun dilakukan pada malam hari saat jalanan lebih lancar," kata Yosef pada seri ke-2 acara tersebut, 21 Juni 2014.

Seri pertama berlangsung pada 24 Mei 2014.

Yosef mengemukakan pihak HPM belum pernah mencapai angka 20km/liter untuk Mobilio.

Dia mengatakan 20km/liter adalah hal standar untuk mobil dengan kapasitas 1.000 cc sedangkan Mobilio bermesin lebih besar yaitu 1.500 cc.

"Jadi kami terdorong ingin tahu apakah banyak  yang bisa mencapai angka itu," katanya.

HPM pun menggelar lomba irit BBM Mobilio itu dengan mengajak para pemilik maupun calon pengguna Mobilio dan media.

Dalam acara seri ke-2 yang berlangsung serentak di empat kota yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, ternyata semakin banyak peserta yang berhasil menembus 20km/liter.

Pada seri ke-2 yang berlangsung tanggal 21 Juni 2014, terdapat 11 kendaraan di empat kota yang menembus 20km/liter, sebagian bahkan lebih dari 21km/liter.

Kesamaan para peserta yang berhasil menembus 20km/liter adalah menjaga RPM di kisaran 1.000  bahkan sebagian besar tidak menyalakan AC.

Yosef mengemukakan pengukuran adu irit kini dilakukan hanya dengan mencatat angka yang tertera pada MID di panel dashboard.

Pengukuran yang lebih konvensional adalah menuangkan BBM dengan gelas ukur atau mengisi penuh tangki kemudian menyegelnya.

Kemudian, di garis akhir, BBM yang terpakai dihitung dengan mengisi kembali tangki hingga penuh.

Beberapa pihak percaya dengan trik mengakali penghitungan mengukur bensin yang terpakai.

Misalnya, konon dengan "menunggingkan" mobil supaya semua saluran benar-benar terlebih dulu terisi bensin.

Lainnya adalah mengoyang-goyang mobil supaya tidak ada klep yang menyisakan bensin.

Cara lain adalah mengutak-atik MID, namun kebanyakan berakhir dengan reset.

Mengenai kegiatan adu irit tersebut, Yosef mengemukakan tujuan utamanya adalah secara tidak langsung mengenalkan pengemudi untuk menjalankan kendaraan secara cerdas.

"Selanjutnya, diharapkan para pengguna Mobilio mulai menerapkan cara-cara berkendara yang cerdas," kata Yosef.



Oleh Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014